Jumat, 08 Juni 2012

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)


SEKOLAH                : SMA NEGERI 1 PONDIDAHA


MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia


KELAS                      : X


SEMESTER               : 1

A. STANDAR KOMPETENSI :
Berbicara :  2 .Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan berkenalan, berdiskusi, dan bercerita.


B. KOMPETENSI DASAR :
2.1  Memperkenalkan diri dan orang lain di da¬lam forum resmi dengan intonasi yang tepat.


C. MATERI PEMBELAJARAN :
    Contoh kalimat untuk memperkenalkan diri dan orang lain di dalam forum resmi
      • penggunaan sapaan
      • penggunaan diksi
      • penggunaan struktur kalimat


D. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :
noIndikator Pencapaian Kompetensi Nilai Budaya Dan Karakter bangsa kewirausahaan hambatan
pertamaMengucapkan kalimat perkenalanBersahabat/ komunikatif
keduaMenggunakan diksi (pilihan kata) yang tepat
Tanggung Jawab
ketigaMenanggapi kekurangan yang terdapat pada pengucapan kalimat perkenalan oleh temanKepemimpinan
keempatMemperbaiki pengucapan kalimat yang kurang sesuai

E. TUJUAN PEMBELAJARAN* :
Siswa dapat:
• Mengucapkan kalimat perkenalan (misalnya, sebagai moderator atau pembawa acara resmi atau tidak     resmi) dengan lancar dan intonasi yang tidak monoton
• Menggunakan diksi (pilihan kata)  yang tepat dan sesuai dengan kondisi.
• Menanggapi kekurangan yang terdapat pada pengucapan kalimat perkenalan oleh teman
• Memerbaiki pengucapan kalimat yang kurang sesuai

F. METODE PEMBELAJARAN :
1. Penugasan
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Unjuk kerja
5. Ceramah
6. Demonstrasi


G. STRATEGI PEMBELAJARAN
  :

Tatap MukaTerstruktur   Mandiri
• Mengucapkan kalimat perkenalan dengan lancar dan intonasi yang tidak monoton



• misalnya, sebagai moderator atau pembawa acara resmi atau tidak resmi


• Siswa dapat Memperkenalkan   diri dan orang lain di da¬lam forum resmi dengan intonasi yang tepat.




H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :



No. Kegiatan Belajar Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
1. Kegiatan Awal :
  - Guru menjelaskan Tujuan Pembelajaran hari ini. Bersahabat/ komunikatif




2. Kegiatan Inti :-

- Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:

- Mengamati moderator atau pembawa acara dalam diskusi atau suatu kegiatan langsung atau tak langsung    langsung (dilakukan di rumah, di kelas, atau di luar kelas)
? Elaborasi
-Dalam kegiatan elaborasi:

? Berperan sebagai moderator atau pembawa acara  untuk memperkenalkan diri sendiri dan pembicara dalam diskusi.
? Menanggapi kekurangan pada pengucapan kalimat perkenalan yang dilakukan oleh teman
? Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
? Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
? Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. Tanggung jawab


3. Kegiatan Akhir :
- Refleksi
- Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
- Penugasan Bersahabat/ komunikatif




I. ALOKASI WAKTU :
4 x 40 menit


J. SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN :
• Buku teks yang terkait
• Buku pendamping : (1) LKS : Tim. Bahasa Indonesia SMA X. Sukoharjo: Pustaka Firdaus.
• Buku pendamping: (2) Syamsuddin A.R. Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia Kelas X. Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2006.
• Media cetak/ elektronik/CD
• Tuturan langsung


K. PENILAIAN :
Jenis Tagihan:
? Tugas individu
? Ulangan
Bentuk Instrumen:
? Uraian bebas
? Pilihan ganda
? Jawaban singkat
Mengetahui, 2011
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran


NIP.   NIP.

Jumat, 01 Juni 2012

MEMBENTUK KARAKTER ANAK( AGAR SUKSES(

Membentuk karakter anak agar menjadi orang yang sukses

agar-anak-suksesOrang yang sukses di bidangnya, memiliki salah satu karakter yang sama yakni mereka tidak suka menunda dan cepat dalam mengerjakan sesuatu termasuk cepat dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan.

Bagi anda yang punya anak, anda bisa memulai membentuk karakter dasar bagi anak anda dengan membuat suatu kebiasaan-kebiasaan sederhana yang menuntun mereka kelak menjadi orang sukses. Bagaimana itu?

Mulai dari hal yang kecil

Ketika anak kami belajar makan sendiri, kami membiarkan dirinya untuk makan dengan waktu yang cukup lama. Dulunya disuapin sekarang menyendok sendiri tentu membutuhkan penyesuaian dan waktu yang lebih panjang.

Setelah cukup lancar, sekarang si kecil yang sudah TK B ini mulai ‘mengenal’ target lamanya makan. Tujuan kami adalah membiasakan dia untuk mengerjakan segala sesuatu dengan fokus, cepat dan benar.

    Lepas benar atau tidak, kami sering melihat orang yang terbiasa makan dengan waktu yang cukup lama maka untuk pekerjaan yang lain dia akan cenderung memakan waktu yang lama juga.

Seperti kata buku (lupa baca dimana), bila ingin lebih sukses cobalah berjalan lebih cepat 25% dari sekarang.

Bila anda praktekkan hal ini dan si kecil merasakan bahwa ini adalah suatu pemaksaaan dan ada resisten atau tolakan dari mereka, itu hal yang wajar. Jangan marah, sadari juga… kalau anda sendiri keluar dari kebiasaan yang ‘nyaman’ sekarang, tentu anda juga merasa tidak enak kan?

Kata buku lagi: “Bila ingin madunya, jangan tendang sarang lebahnya” :)

Untuk setiap pencapaian waktu makan yang cepat selalu berikan pujian, sehingga anak anda akan lebih bersemangat dan merasakan bahwa perjuangannya mendapatkan perhatian dari anda, papa dan mama.

Di awal dan akhir sebelum dia makan, kami selalu mengatakan: “Makan, mandi, belajar dan kerja PR itu tugasmu sendiri. Kerjakan segala sesuatu dengan cepat dan benar. Ntar yang pintar dan dipuji ama guru kan kamu sendiri, ya kan?”

Ini penting agar terekam dalam pikirannya bahwa ini adalah tugasnya dan buat kepentingan dia sendiri, kami satukan dengan bahasa cintanya (bahasa cinta anak kami adalah suka dipuji)

Kami melihat proses yang positif dari semua ini karena itulah papa dan mama disini ingin berbagi tips untuk anda semua, entah untuk anak atau keponakan anda.

Awal mulanya memang ‘dipaksa’ hingga hal tersebut menjadi ‘kebiasaan’ dan dari kebiasaan tersebut kelak bisa menjadi karakter yang melekat. Dan taukah anda kalau anda adalah pembimbing, mentor, motivator dan pelatih yang terbaik buat anak?

Mari kita lakukan dengan segenap hati, kesabaran dan pikiran buat sang buah hati.

5 cara menjadi guru kreatif



5 cara menjadi guru yang kreatif
31 Maret 2009

Pak Agus, met ketemu lagi pertemuan kita di pelatihan guru kreatif di semarang,  masih ada yang kurang maka saya tanyakan kepada bapak, guru kreatif itu guru yang bagaimana ? sementara dengan program sekolah gratis berdampak pada sekolah kurang kreatif yang mengimbas pada gurunya, mohon pak agus kami beri solusinya, trim

Surat dari bapak Agus Suyono di Semarang yang dikirim melalui surat elektronik.

Bagaimana cara menjadi guru kreatif? wah ini baru pertanyaan yang seru. Dikarenakan sejak blog ini dibuat tidak ada satu artikel pun yang mengarah langsung kesana. Hal yang saya lakukan adalah banyak-banyak menulis artikel tentang metode pembelajaran tanpa memberi cap pembelajaran kreatif.

Tetapi membaca pertanyaan pak Agus Suyono di atas seperti menyadarkan saya bahwa menjadi guru kreatif bukannya sekedar membuat anak senang dan enjoy oleh permainan (games) yang seru, segar dan lucu selama pembelajaran berlangsung. Tapi juga selayaknya guru mencari metode pembelajaran yang bermakna dan membuat anak bisa semakin mengerti apa yang guru ajarkan dikelas

Dalam artikel ini akan saya tuliskan, kondisi apa saja yang membuat guru bisa menjadi kreatif bahkan tanpa harus menggunakan metode pembelajaran yang terbaru. Sumber saya dapatkan dari www.edutopia.com

Guru menciptakan susasana kelas yang aman dan nyaman secara emosional dan intelektual

Terkadang siswa punya banyak pertanyaan dibenaknya, tetapi ada semacam perasaan malu dan takut, dikira bodoh jika melontarkan pertanyaan. Sebagai guru, kerja keras kita salah satunya adalam menciptakan kelas yang memberik keamanan secara emosional bagi siswa. Memang agar menjadi siswa yang percaya diri mereka perlu mengambil resiko, tetapi di lingkungan yang tidak mendukung kenyamanan secara emosional, siswa akan berpikir 1000 kali untuk mau bertanya dan berpendapat.

Anda juga bisa membuat peraturan kelas yang isinya antara lain ‘Tidak boleh merendahkan atau meremehkan pendapat orang lain’ Jangan lupa anda juga memberi contoh dahulu kepada siswa untuk mengucapkan terima kasih dan menhargai untuk setiap pertanyaan, atau pendapat dari siswa anda. Jika ini terjadi dikelas anda dijamin kelas akan berubah menjadi kelas yang setiap individu didalamnya salaing mendukung dan mudah untuk berkolaborasi dalam berpengetahuan.

Tidak hanya sampai disitu saja, kelas yang membuat guru menjadi guru kreatif semestinya juga aman secara intelektual. Siswa bisa mandiri dan mengerti dimana letak alat tulis, dikarenakan semua hal dikelas sudah disiapkan dengan rapih dan terorganisir. Siswa tahu apa yang harus dikerjakan dikarenakan intruksi penugasan yang jelas oleh guru. Tidak hanya jelas tetapi juga menantang dengan demikian siswa bisa mengekpresikan kemampuannya dalam mengerjakan tugas yang guru berikan.

Guru mengukur dengan hati, seberapa besar keterlibatan (engagement) siswa dalam tugas yang ia berikan.

Saya jadi ingat sebuah pertanyaan yang bersifat reflektif mengenai cara kita mengajar dan membelajarkan siswa. Pertanyaan nya begini “Jika saya adalah murid saya sekarang, seberapa senang saya diajar oleh guru seperti saya? “

Seorang guru yang ahli mampu menciptakan suasana kelas yang aktif dalam pembelajaran di kelas yang diajarnya dalam presentasi keterlibatan yang penuh alias 100 persen. Artinya, misalkan seorang guru mengajar selama 40 menit, maka selama 40 menit itu pulalah, siswa belajar dengan aktif dan terlibat penuh dalam pembelajaran.

Tentu tidak dalam semalam semua guru bisa 100 persen menciptakan kelas yang aktif. Namun membutuhkan latihan dan  latihan. Tetapi jalan kesana akan lebih cepat apabila kita mau jujur bertanya pada diri sendiri “Seberapa besar siswa aktif atau terlibat penuh dalam pembelajaran yang saya lakukan?”.

5 menit terakhir yang menentukan

Jadikan 5 menit terakhir pembelajaran anda untuk merangkum, berbagi atau berefleksi mengenai hal yang siswa sudah lakukan selama pembelajaran.

Bagilah menjadi dua pertanyaan besar, misalnya bagian mana yang paling berat dilakukan dan susah dimengerti. Pertanyaan selanjutnya, pengetahuan baru apa yang kamu dapatkan hari ini? Dengan demikian membuat siswa berdialog dengan dirinya sendiri mengenai proses belajar yang telah dilakukannya.

Guru menciptakan budaya menjelaskan, bukan budaya asal menjawab dengan betul.

Ciri-ciri sebuah pertanyaan yang baik adalah pertanyaannya hanya satu tetapi mempunyai jawaban yang banyak. Bandingkan dengan jenis pertanyaan yang hanya mempunyai satu jawaban. Hal yang terjadi siswa akan berlomba menjawab dengan benar dengan segala cara. Termasuk mencontek misalnya.

Sebagai guru budayakan pola perdebatan atau percakapan akademis di kelas kita. Saat mendengarkan rekan mereka berbicara dan berargumen, mereka akan belajar memilih dan membandingkan pendekatan atau cara yang orang lain lakukan untuk menjawab sebuah masalah yang guru berikan.

Sebagai guru saat memberikan soal berikanlah siswa beberapa peluang kemungkinandalam menjawab sebuah soal. Misalnya soal yang bapak berikan ini punya tiga alternative, bisa kah kamu menemukan ketiga-tiganya?

Guru mengajarkan kesadaran siswa dalam memandang sebuah pengetahuan.

Saat membelajarkan siswa, dikarenakan keterbatasan kita, terkedang kita sudah membuat mereka menebak atau mengarang-ngarang sebuah jawaban demi mendapatkan hasil yang benar. Hal ini siswa lakukan secara sadar atau tidak sadar. Untuk itu mari kita letakkan gambar dibawah ini disamping soal yang kita berikan kepada siswa di kertas soal.

Dengan demikian sebagai guru kita menjadi tahu saat siswa menjawab soal dengan salah tapi dengan keyakinan (for sure) atau menjawab soal dengan benar tapi dengan tidak yakin (confused). Menarik bukan ?

BAGAIMANA MEMAJANG HASIL KARYA SISWA(GURU KREATIF)

Kreatif
Guru Profesional dan Kreatif adalah Agen Perubahan Bangsa

Jika anda guru yang perduli dengan cara untuk memotivasi siswa agar punya standar yang baik dalam proses belajarnya, silahkan cermati tips dibawah ini, Tips ini menjadi bagian dari workshop mengenai display yang saya bawakan di Sekolah Mentari Arridho Pulo Gebang Jakarta Timur. Silahkan menikmati juga rancangan display yang dibuat oleh guru dari berbagai macam tingkatan yang serius mengikuti workshop display ini;

    Gunakan waktu luang siswa untuk membantu anda membuat display atau pajangan di kelas. Ini mungkin tidak berlaku bagi kelas rendah yang berbahaya jika memegang gunting dan alat display lainnya, tapi untuk kelas besar mengapa tidak? Libatkan mereka saat membuat pajangan dikelas. Jadi jika siswa di kelas anda sudah selesai mengerjakan tugas minta ia menggunting dan melakukan pekerjaan menghias untuk kelas anda. Jika tidak terpakai langsung, silahkan gunakan amplop untuk menyimpan sehingga bisa digunakan pada papan pajangan kelas di tema berikutnya.
    Pelatihan display untuk guru sekolah Arridho Jaktim2

    Rancangan display yang ditujukan untuk pembelajaran imu sosial (IPS) mengenai pulau Jawa. Sebagai latar belakang guru menggambar peta pulau Jawa dengan pembesaraan dibantu dengan alat OHP. Perhatikan sudut-sudut display yang dihiasi oleh gambar tempat-tempat bersejarah di pulau Jawa.

    Daripada berulang kali mengingatkan siswa untuk mengoreksi kesalahan yang sama, buat tampilan display yang menjelaskan kesalahan dan prosedur yang benar seperti yang anda harapkan.

    Jika ada libur yang cukup lama misalnya di awal tahun, tutupilah hiasan kelas yang ada dengan koran. Ini untuk membuat warna-warna kertas tidak menjadi buram dan tidak bagus untuk dipandang. Apalagi jika kelas anda mempunyai jendela yang banyak dan berlimpah sinar matahari.
    Pelatihan display untuk guru sekolah Arridho Jaktim3

    Inilah karya para guru Iqra, sebuah paduan yang menarik dari nilai agama dan seni. Untuk display mengenai rukun Islam mereka menjadikan benda di luar angkasa sebagai latar. Usul saya jika display seperti ini di cetak dengan serius, bisa dijadikan display wajib di setiap kelas.
    Pelatihan display untuk guru sekolah Arridho Jaktim4

    Guru-guru kelas 3 tidak mau kalah mereka meminta siswa untuk menggambar silsilah keluarga mereka di lembar kerja lalu dengan latar belakang yang gelap menjadikan lembar kerja terlihat jelas. Perhatikan juga penggunaan pembatas display yang terbuat dari jalinan miniatur orang yang bersatu.

    Jika papan hiasan kelas anda terbuat dari papan, pastikan tutup papan tersebut dengan kertas terlebih dahulu baru kemudian letakkan hasil karya siswa. Jika papannya terbuat dari triplek yang keras gunakan selotip 2 muka alias bolak balik, atau selotip biasa saja dengan ukuran besar untuk kemudian di sambung hingga membentuk semua sisi yang memiliki daya rekat. Kertas yang digunakan untuk menutup papan bisa merupakan kertas baru atau kertas bekas yang digunakan kembali.

    Jika papan yang digunakan adalah papan yang terbuat dari serbuk gergaji yang dipadatkan, gunakan stepler gun untuk menempelkan keras penutup di papan dasarnya.

    Buatlah hiasan yang menarik untuk pinggiran papan pajangan. Bisa gunakan jertas yang digunting dengan membentuk pola, atau daun kering dan ranting pohon kecil sesuai dengan tema karya siswa anda.

    Gunakan judul yang bisa dilihat dari jauh dan jenis huruf yang tidak neko-neko. Artinya gunakan jenis huruf yang biasa saja dan gampang dibaca. Walaupun bagus huruf yang melingkar-lingkar apalagi dalam ukuran yang kecil akan mengaburkan makna.

    Ingat tidak semua papan hiasan di kelas harus penuh dengan dekorasi. Jika ini yang anda pikirkan maka sepertinya tugas anda tidak akan selesai-selesai. Bagilah menjadi 2 bagian pajangan hiasan yang sesuai dengan tema di pelajaran kelas dan pajangan yang sifatnya meneguhkan prosedur, daftar rutinitas atau peraturan di kelas. Untuk yang terakhir, silahkan anda menghias seperlunya saja. Bahkan untuk menempel artikel koran, majalah atau buku, ide-ide yang sifatnya up to date, kartun karya siswa yang lucu-lucu anda boleh menggunakan papan kosong saja.
    Pelatihan display untuk guru sekolah Arridho Jaktim5

    Display bagi kelas play group dan TKA, gambar buah-buahan yang dikerjakan oleh siswa diletakkan dengan latar belakang berbentuk keranjang buah.

    Hampir semua software komputer bisa digunakan untuk membuat pajangan di kelas jika anda mau silahkan gunaka Ms Publisher untuk membuat banner untuk judul yang besar.
    Pelatihan display untuk guru sekolah Arridho Jaktim6

    Kelompok guru yang mengerjakan rancangan display ini menjadikan kertas krep sebagai andalam dalam emmbuat latar belakang yang membentuk menjadi tirai. Sebuah upaya yang serius dalam menjadikan display sebagai hal yang menarik di kelas. Cocoknya display ini digunakan untuk menempel topik yang diajarkan di kelas dalam waktu cukup lama. Mengingat pengerjaan display ini yang memakan waktu.

    Daripada menggunakan printer warna untuk mencetak pajangan kelas yang besar, silahkan gunakan OHP untuk menyorot gambar yang anda inginkan dari jauh hingga anda bisa lengsung mengikuti atau menjiplaknya, untuk warnanya, silahkan bersama-sama dengan siswa mewarnai.

    Papan pajangan kelas tidak hanya berisi karya siswa, bisa saja anda muat konsep-konsep yang perlu siswa ketahui dan bisa menjadi bahan atau alat bantu mengajar dikelas.
    Pelatihan display untuk guru sekolah Arridho Jaktim7

    Tangan-tangan yang melambai, melambangkan peran serta siswa sebagai anggota komunitas. Jika ingin rancangan ini diwujudkan siswa memerlukan untk mencetak sendiri tanganya dan menuliskan hal apa yang menurut mereka dipersyaratkan sebagai anggota komunitas yang baik

    Bosan dengan papan display 2 dimensi? silahkan mencoba dengan papan display 3 dimensi. Benda-benda seperti bulu, bunga kering , daun kering, kain perca, topeng, topi, kostum, manik-manik dan sebagainya semuanya dapat dimasukkan ke dalam papan buletin Anda.  Silahkan juga bereksplorasi mengggunakan  menggunakan beberapa tekstur untuk membuat papan pengumuman lebih menarik.

    Taruhlah  pertanyaan harian, teka-teki, atau teka-teki bagi siswa untuk dieksplorasi ketika mereka memasuki ruangan yang berhubungan dengan topik yang akan dipelajari hari itu. ini akan membuat siswa terlibat dan membuat papan hisa anda di kelas menjadi interaktif, untuk jawaban dari pertanyaan yang anda ajukan silahkan anda letakkan dikantong atau tutupi dengan kain atau kertas.

    Gantung jemuran di salah satu dinding ruangan Anda, sampirkan siswa ‘kertas ke baris dengan jemuran

    Untuk bahan pembatas papan hias anda silahkah gunakan bahan dan ide-ide kreatif untuk dimasukkan ke dalam batas yang unik. kain, permainan potongan, sutra bunga, pita, daun, kartu ucapan, atau foto-foto semua bisa dimasukkan sebagai batas papan hiasan.

    Sebuah papan hiasan bukan sekedar pajangan, artinya silahkan gunakan juga sebagai alat pembelajaran dan sarana memotivasi siswa

Langkah Mudah Mempromosikan Sekolah Anda

Guru Profesional dan Kreatif adalah Agen Perubahan Bangsa

Langkah mudah mempromosikan sekolah anda
5 Desember 2007

Apabila anda bekerja dan mengabdi pada sekolah negeri atau pemerintah, beruntunglah anda karena tidak dipusingkan oleh kewajiban berpromosi untuk menjaring siswa. Siswa akan datang sendiri pada tanggal yang sudah ditentukan di setiap awal tahun ajaran. Tidak perlu pusing mengenai berapa bangku yang kosong atau terisi, karena pembiayaan sekolah berasal dari pemerintah, bukan dari berapa banyak siswa yang masuk dan mendaftar. Tanpa berusaha keras menjaring siswa , beberapa sekolah dasar negeri di Jakarta bahkan sampai menolak siswa karena bangku sudah penuh terisi.

Beda halnya dengan sekolah swasta, sepanjang tahun sekolah berupaya terus menjaring dan mempertahankan siswa. Ini dikarenakan sumber pembiayaan sekolah swasta yang berasal dari kantung sendiri alias tanpa subsidi dari pihak lain. Banyak dan sedikitnya siswa di sekolah tersebut akan mempengaruhi kemampuan keuangan sekolah dalam membayar gaji guru, melengkapi fasilitas hingga membeli sumber belajar bagi siswa.

Ibaratnya memasarkan sebuah produk, sebuah sekolah perlu juga memakai prinsip pemasaran dalam menjaring orang tua siswa agar mau menyekolahkan putra-putrinya.

Berikut ini prinsip yang penting bagi pemasaran sebuah sekolah

1. Lakukan riset bersama seluruh komponen sekolah

Saat ini banyak sekolah swasta yang berada di komplek perumahan, apabila sekolah anda juga begitu, lakukan lah riset sederhana mengenai sekolah lain yang ada di sekitar anda. Hal yang layak dijadikan perbandingan adalah kelebihan dan kekurangan sekolah anda bila dibandingkan dengan sekolah disekitar dalam hal :

    berapakah uang sekolah, termasuk elemen uang sekolahnya terdiri dari apa saja.
    kualitas guru, pendidikannya serta dari universitas mana saja, sudahkan dites TOEFL nya bila sekolah itu adalah sekolah bilingual.
    fasilitas pendukung, jemputan siswa dan lain-lain
    tempat bermain,berbahaya atau tidak, serta keluasannya
    sumber belajar, tersedia lengkap atau tidak
    program pengajaran dua bahasa (bilingual), apakah benar-benar diterapkan
    penghantaran materi keagamaan, inklusif atau tidak, apakah siswa diajarkan menerima perbedaan atau tidak.
    mutu kelulusan.
    keamanan siswa selama di sekolah
    pengelolaan keuangan sekolah
    perencanaan ke depan

Apabila merujuk dari daftar di atas banyak sekali hal yang butuh dicermati. Untuk itu bentuklah tim kecil atau beberapa fokus grup di sekolah anda (terdiri dari guru, orang tua siswa, administrator serta kepala sekolah) untuk menganalisa isu-isu tersebut. Anda sebagai pengelola sekolah bisa juga datang melakukan kunjungan ke sekolah sekitar anda saat acara ‘Open Day’ atau ‘Open house’ di sekolah lain. Karena pada saat itu siapapun boleh datang melihat.

2. Strategi

Setelah semua fokus grup sudah memberikan paparannya mengenai hal apa saja yang menjadikan kelemahan dan kelebihan sekolah lain dan sekolah kita, mulailah untuk melalui tahap strategi. Selalu lah menghitung kisaran anggaran yang dibutuhkan untuk strategi berikut. Pilih strategi yang seusai dengan kemampuan anggaran sekolah anda. Adapun strategi yang bisa dilakukan adalah:

    menyebar brosur di komplek perumahan, atau memasang spanduk di tempat yang strategis. Hubungi pihak pengelola tempat untuk pemasangan. Jangan lupa spanduk dan brosur dibuat dengan desain yang menarik, libatkan guru TIK dalam hal ini untuk merancang.
    pameran di mall atau tempat perbelanjaan pada akhir minggu (weekend) , bawa dan sertakan hasil karya siswa serta. Karya siswa akan leibh berbicara dibanding program promosi yang banyak dan bahasanya kadang tidak akrab di telinga calon orang tua. Libatkan guru untuk menjaga dan menjadi garda depan dalam menjelaskan program pada orang tua siswa. Staff administrasi hanya menemani guru di pameran untuk menjawab masalah keuangan. Brosur dan penjelasan mengenai sekolah juga bisa disebar pada kesempatan ini. Tipe strategi ini mempunyai biaya yang lumayan mahal. Dikarenakan kita harus menyewa tempat dan membayar guru serta staf administrasi yang terlibat.
    Bekerja sama dengan taman kanak-kanak disekitar sekolah yang dianggap potensial untuk melakukan ‘program sekolah sehari’ di sekolah dasar anda.
    Menyelenggarakan Open day atau open house yang membolehkan calon siswa serta orang tuanya untuk datang dan melihat-lihat. Jangan lupa kepala sekolah berpresentasi dalam event ini menjelaskan program dan berinteraksi dengan calon orang tua siswa. Program belajar pada hari tersebut semua dibuat menarik.
    Adakan lomba olahraga atau kreativitas di sekolah kita, undang Taman kanak-kanak yang ada di lingkungan sekolah dasar kita. Biasanya orang tua siswa TK senang sekali menemani anaknya berlomba. Di saat tersebut mereka akan mengamati cara guru-guru kita berinteraksi dengan siswa serta penyelenggaraan event yang profesional akan membuat orang tua yakin dengan sekolah kita.
    Komunikasi lewat media. Sekarang dengan mudah kita temukan media kawasan atau komunitas (sebuah media yang mengkhususkan diri pada sebuah kawasan atau komunitas) biasanya media ini gratis bagi pembacanya. Jadi undang mereka untuk datang dan meliput. Website dan Blog juga bisa dijadikan sarana untuk berpromosi. Dalam hal ini blog yang paling efisien namun terbatas dalam muatan isinya. Silahkan klik disini untuk melihat salah satu contoh blog yang digunakan sebagai sarana komunikasi dan promosi.

Apabila sekolah anda setuju untuk melaksanakan beberapa strategi diatas, mulailah hitung anggaran serta kapan waktu yang tepat. Biasanya bulan Oktober sampai Februari adalah masa-masa orang tua murid mulai mencari sekolah yang tepat bagi putra-putri nya.

Jangan lupa menerka seberapa banyak keefektifan dari strategi diatas bagi sekolah anda. Terkadang ada strategi yang berbiaya murah tapi malah sangat mengena dalam menjaring siswa.

3. Evaluasi program promosi

Ajukanlah pertanyaan berikut in untuk mengevaluasi program promosi sekolah anda

    Strategi apa yang berhasil
    Strategi mana yang tidak berhasil.
    Mengapa strategi tersebut tidak membawa hasil.
    Apa yang bisa dilakukan selanjutnya menyikapi hal ini.
    Kejutan apa yang didapat dengan strategi-srategi tersebut.

Akhirnya sebuah promosi sekolah yang berhasil tidak akan dapat terjadi tanpa peran serta guru yang professional dan kreatif. Ambil contoh misalnya saat menjelaskan program pada orang tua, hanya guru yang percaya diri lah yang bisa tampil dengan baik dan mau mendengar. Dengan demikian pelatihan guru yang terus menerus untuk menjadi seorang guru yang professional sangat dibutuhkan.

Walaupun apabila sebuah sekolah sudah menjadi besar dan lengkap kelengkapan biro administrasinya maka urusan promosi sekolah akan ditangani oleh bagian tersendiri.

MENJADI GURU FROPESIONAL MELALUI SPRITUAL LEARNING

Menjadi Guru Profesional Melalui Spiritual Learning

Menurut Dr. H. Khoiruddin Basyori. Ada dua pola pikir dasar yang harus diketahui oleh guru agar menjadi guru profesional dengan cara spiritual learning. Pertama berpikir dipermukaan, biasanya berikir permukaan hanya mencari data, kedua berpikir secara mendalam, yaitu berpikir untuk mencari makna pada setiap peristiwa.

Spiritual itu, sama dengan berpikir yang mendalam. Jadi, kita hanya perlu membiasakan berpikir secara mendalam pada setiap peristiwa, begitulah yang seharusnya diterapkan kepada siswa. "Siswa tidak hanya diberikan dorongan untuk berprestasi, tapi juga perlu diberikan kesadaran untuk menerima keadaanya dan orang lain yang akhirnya akan membentuk rasa syukur. Jika hal tersebut terbentuk maka mereka akan terbiasa berpikir mendalam pada setiap hal kecil sekalipun, untuk memberikan makna dengan caranya" Ungkapnya Khoiruddin pakar psikologi pendidikan itu.

Calon guru besar tersebut menambahkan bahwa untuk mengetahui ciri-ciri orang yang spritualnya tinggi ada tiga hal yang perlu diperhatikan, pertama dia cendrung baik, kedua tidak egois dan lebih banyak berbagi serta menghargai orang lain, dan yang ketiga dia cendrung berani untuk mengambil keputusan, tidak terkecuali mengakui kesalahannya.

Acara yang berlangsung di ruang sidang kampus 1 tersebut diramaikan dengan tanya jawab oleh para peserta. Atusias peserta dalam bertanya mengakhiri acara setelah dijawab dengan singkat oleh Dr. H. Khoiruddin Basyori.

8 KIAT MENUJU GURU YANG BERTANGGUNG JAWAB

8 Kiat Menjadi Guru Profesional

“Berawal dari tes yang gagal saya ikuti :( , tersusunlah artikel ringkas tentang kiat-kiat menjadi guru yang profesional. Karena artikel tidak jadi dikumpulkan :( , tidak ada salahnya jika artikel ini saya bagi dengan improvisasi seperlunya.”

Guru adalah peran yang sangat penting dalam peradaban manusia. Guru menjadi pencetak generasi penerus umat manusia. Guru mengajar dengan asal-asalan dan tidak profesional beresiko menghasilkan generasi penerus yang rusak dan selanjutnya akan menghancurkan peradaban masyarakat. Sehingga guru yang profesional mutlak diperlukan.

Selain itu, dari sudut pandang Islam, profesionalisme adalah keharusan bagi tiap profesi dan pengampu amanah. Rasulullah SAW pernah bersabda: “Jika urusan diserahkan pada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.”. Maka sebagai muslim, selayaknya kita berusaha profesional dalam setiap urusan termasuk jika kita berprofesi sebagai guru.

Lalu bagaimanakah cara untuk menjadi guru yang profesional? Sebenarnya pertanyaan ini lebih cocok ditujukan kepada para guru yang telah berpengalaman dan diakui integritasnya oleh pemerintah dalam bentuk penghargaan atau oleh masyarakat dalam bentuk pujian. Tetapi karena artikel ini bersifat obligation/wajib, maka saya akan mencoba menjabarkan kiat-kiat menjadi guru yang profesional berdasarkan pengetahuan yang saya miliki. Namun, karena kiat-kiat ini berdasarkan ilmu dan bukan praktek, akan terasa lebih teoritis dan tidak praktis. Saya mohon maaf untuk itu. Adapun kiat-kiat menjadi guru profesional adalah: (1) meluruskan niat; (2) membetulkan motivasi; (3) mempelajari materi ajar tanpa henti; (4) menerapkan materi ajar dalam kehidupan sehari-hari; (5) mempelajari metode mengajar yang efektif (6) mempelajari murid yang diajar; (7) memperhatikan akhlak murid; dan (8) menerapkan 7 kiat tersebut. Penjabarnnya adalah sebagai berikut

1.      Meluruskan Niat

Dalam konsep Islam, niat adalah hal yang penting dalam setiap pekerjaan (amal), apakah itu amal ibadah, amal keseharian, maupun profesi. Rasulullah bersabda: “Amal-amal itu hanya bergantung kepada niatnya dan setiap orang yang beramal hanya akan mendapatkan sesuai apa yang diniatkannya” (Riyadhus-Shalihin Bab I Hadits 1). Oleh karena itu, sebagai muslim kita harus meluruskan niat kita, termasuk dalam profesi kita sebagai guru. Niatkan hanya lillahi Ta’ala. Dengan niat yang ikhlas hanya untuk mencari redha-Nya, secara sukarela kita akan berusaha untuk meningkatkan kualitas pengajaran kita. Karena kita yakin bahwa apa yang kita lakukan adalah untuk persembahan kepada Alloh sehingga kita mempersembahkan apa yang terbaik bagi kita.

2.      Membetulkan Motivasi

Motivasi yang paling baik, sepengetahuan saya adalah melakukan sesuatu untuk aktualisasi diri. Secara sederhana, aktualisasi diri dirumuskan dalam kalimat: “do what you love and love what you do” atau “lakukanlah apa yang kamu sukai dan sukailah apa yang kamu lakukan”. Artinya, pekerjaan terbaik yang kita tekuni adalah yang kita sukai. Maka, sebelum memasuki profesi guru ada baiknya kita nilai, apakah kita mencintai kegiatan mengajar dan mendidik. Jika tidak sebaiknya kita tidak berkecimpung di profesi pendidikan.

Tetapi jika kita memang memiliki tekat untuk menjadi seorang guru atau pendidik, atau misalnya kita sudah terlanjur berkecimpung di profesi guru, maka kita bisa berusaha sedikit demi sedikit mencintai kegiatan mendidik dan mengajar tersebut. Para leluhur kita di Jawa meyakini bahwa rasa cinta itu bisa dipelajari. Kata mereka, “Witting tresna jalaran saka kulina” atau artinya adalah “Cinta itu datang karena karena sudah terbiasa/mengenal”. Maka kita bisa mulai menari tahu apa keuntungan kegiatan mengajar dan mendidik bagi kita, apa manfaatnya bagi orang lain, kemudian kita berdoa kepada Alloh agar menjadikan kita mencintai kegiatan mengajar. InsyaAlloh dengan usaha, lama kelamaan akan tumbuh rasa cinta pada profesi pendidikan.

Kenapa perlu rasa suka pada profesi guru jika ingin menjadi guru yang profesional? Karena jika kita telah suka pada suatu hal, kita akan sukarela mempersembahkan yang terbaik bagi hal tersebut. Jika kita suka mengajar, kita akan secara sukarela berusaha untuk mengajar dengan baik. Selain itu, jika kita menemukan kesulitan, kita tidak akan mudah patah semangat. Sehingga kita terus melakukan peninggakatan kualitas pengajaran menuju profesionalisme.

3.      Mempelajari Materi Ajar Tanpa Henti

Menjadi guru bukan berarti berhenti dari belajar, terlebih materi yang diajarkan. Sebagai guru kita harus meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kita tentang materi yang kita ajarkan. Jika guru paham betul materi ajarnya, ia akan lebih mudah mencari penjelasan yang gamblang tetapi sederhana kepada muridnya. Selain itu guru yang faham betul meteri ajarnya akan mudah mencari perumpamaan-perumpaan nyata untuk mempermudah penjelasannya kepada murid. Murid tentu akan lebih mudah menangkap penjelasan yang sederhana daripada penjelasan yang njelimet.

Selain itu, guru juga harus mengikuti perkembangan-perkembangan terkini tentang materi yang diajarkannya (updating). Updating perkembangan terbaru tentang ilmu yang diajarkan akan meningkatkan dan memperdalam pemahaman guru tentang ilmu tersebut. Pengetahuan yang up to date juga akan menghindarkan guru dari penjelasan yang salah kepada murid. Selain itu, saat murid mencari bahan materi yang diajarkan dari sumber selain guru, misal dari internet atau dari buku, ia tidak akan menemukan penjelasan yang bertentangan dengan penjelasan gurunya.

4.      Menerapkan Materi Ajar Dalam Kehidupan Sehari-hari

Mengamalkan materi ajar maksudnya adalah menerapkan apa yang diajarkan kepada murid dan esensi ilimu tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari guru. Misal seorang guru yang mengajarkan PPKN, maka dalam kehidupan sehari-harinya guru tersebut harus menerapkan tenggang rasa, naisonalisme, kesadaran akan hak dan kewajiban. Mungkin ada pertanyaaan, lalu bagaimana dengan guru yang mengajarkan matematika? Yang perlu ia terapkan, selain melakukan penghitungan yang benar, juga mengenai cara berfikir matematis yang rasional, cara memecahkan masalah yang dalam matematika menggunakan jalan tertentu dengan runut dan terukur, dll.

Ilmu yang diamalkan dalam kehidupan sehari-hari akan melekat pada diri orang yang mengamalkannya tersebut, dalam istilah orang Jawa disebut ngelmu. Selain itu, penerapan ini juga akan menambah luas pemahaman dan kecintaan diri kepada ilmu yang diajarkan. Dengan kecintaan pada ilmu, guru akan secara senang menjelaskan ilmunya kepada murid dengan metode terbaik. Pemahaman yang luas akan sangat membantu guru dalam menjelaskan ilmu yang diajarkannya kepada murid. Selain itu, pengalaman dalam kehidupan sehari-hari akan menjadi contoh nyata bagi murid dan contoh adalah pola pengajaran yang paling baik.

5.      Mempelajari Metode Mengajar Yang Efektif

Para ahli pendidikan telah menemukan dan mengemukakan berbagai metode pengajaran yang efektif. Metode pengajaran yang baik ini tidak hanya terbatas pada metode pengajaran di dalam kelas, tetapi juga cara menjelaskan yang efektif (face to face), cara menjawab pertanyaan murid dengan efektif, cara mengoreksi kesalahan yang efektif, dll. Seorang guru yang ingin menjadi profesional tentulah perlu untuk mempelajari metode-metode ini dan menerapkannya di dalam kelasnya atau dalam situasi lain saat mengajar kepada murid-muridnya. Cara mengajar, mengatur situasi kelas, mengoreksi yang efektif, dll telah banyak dibahas di bidang ilmu Psikologi Pendidikan dan banyak buku atau artikel yang beredar tentang hal tersebut.

6.      Mempelajari Murid Yang Diajar

Selain perlu mempelajari metode ajar yang baik, guru juga perlu mempejari aspek-aspek murid yang ia ajar. Pengenalan murid ini baik secara umum maupun secara individu/personal. Misal, seorang guru yang mengajar anak-anak remaja perlu tau semua aspek psikologis remaja secara umum, selain itu ia juga perlu mengenal karakter dan sifat masing-masing murid yang ia didik. Pengenalan ini akan lebih memudahkan guru dalam memilih metode interaksi, metode penjelasan, metode menjawab, saat ia berhadapan dengan muridnya. Selain itu, pengenalan ini akan lebih memudahkan guru dalam mengimproviasi teori metode mengajar efektif yang mungkin kurang cocok diterapkan pada muridnya dan ia bisa menemukan metode yang lebih efektif untuk mengajar murid-murinya.

7.      Memperhatikan Akhlak Murid

Ilmu tanpa moral adalah buta. Pendidikan yang tidak mengindahkan akhlak peserta didik akan menghasilkan generasi penerus yang berpotensi menghancurkan peradaban masyarakat. Generasi yang suka minteri atau orang pintar yang membodohi orang lain untuk kepentingannya sendiri juga lahir dari pendidikan yang hanya mementingkan prestasi tanpa mengindahkan akhlak peserta didik. Maka, sebagai pendidik, guru perlu memperhatikan akhlak peserta didiknya. Tidak perduli materi ajarnya, apakah guru matematika, sejarah, fisika, guru tetap harus memperhatikan akhlak muridnya.

Selain itu, guru tidak hanya bertanggung jawab untuk menyampaikan materi ajar semata. Guru, jika ingin disebut profesional juga bertanggung jawab tentang  kualitas penangkapan materi ajar oleh murid atau tingkat pemahaman murid. Imam Waqi’, guru Imam Syafi’i, rahimahumalloh mengajarkan Imam Syafi’i bahwa ilmu adalah cahaya Alloh yang tidak akan dianugerahkan kepada pelaku maksiat. Artinya, orang yang berakhlak jelek tidak akan mendapatkan ilmu dengan sempurna. Ia mungkin mendapatkan pengetahuan tetapi ia tidak akan menangkap esensi ilmu yang dipelajarinya. Oleh karena itu penting bagi guru untuk memperhatikan akhlak muridnya. Memperhatikan tidak hanya mengawasi tetapi juga mendidikkan akhlak terpuji dan membetulkan jika terdapat akhlak tidak terpuji.

8.      Menerapkan 7 Kiat di Atas

Langkah terkahir dan paling penting adalah menerapkan 7 kiat tersebut di atas setiap hari. Ilmu tanpa amal/penerapan seperti pohon tanpa buah, artinya kita tidak akan mendapatkan manfaat dari ilmu tersebut. Maka, setelah mengetahui kiat-kiat tersebut, kita harus segera menerapkannya. Mungkin di awal-awal kita akan merasa susah dan canggung. Mungkin juga saat awal menerapkan kiat tersebut kita akan melakukan berberapa kesalahan. Itu biasa sebagai proses belajar. Setelah terbiasa melakukan kiat-kita tersebut, insyaAlloh akan dirasakan manfaatnya. Amin
Tujuh Tips Menjadi Guru Profesional

1. Anda sedang berada diruang guru untuk beristirahat atau sekedar berkumpul dengan rekan sejawat? Sedikit demi sedikit ubah kebiasaan untuk membicarakan hal dan topik diluar areal kita sebagai pendidik professional. Pertama kali anda mungkin akan dianggap aneh, namun sebagai guru jangan khawatir dianggap aneh jika yang kita maksudkan adalah demi perbaikan pola pikir dalam bersikap dan berkarier.


Sekarang mana yang lebih penting, membicarakan gosip artis terbaru atau menganalisa pola pikir pemilih pemula dalam pemilu yang baru lalu yang nota bene adalah siswa-siswi kita? Tidak itu saja banyak topik yang jika kita renungkan, tidak layak didiskusikan oleh guru sebagai pendidik. Jika anda masih merasa sulit untuk melakukan hal diatas, caranya gampang, cukup cari bacaan yang bermanfaat, bacalah maka anda akan terhindar dari pembicaraan yang sia-sia di ruang guru.

2.Jika anda punya rekan baru, bimbinglah dan berikan support dan dukungan untuk maju dengan cara selalu berkomentar positip untuk hal-hal yang dilakukannya. Tempatkan diri anda pada dirinya, maka anda akan menjadi rekan kerja yang supportif dan mau mengerti.

3.Saat rapat, usahakan lah memberikan ide yang terbaik, masalahnya bukan pada diterima atau tidak, tapi sudahkah anda belajar meyakinkan orang lain bahwa ide andalah yang terbaik. Hal yang terbaik ketika meyakinkan rekan sekerja adalah dengan menggunakan data yang berupa hasil riset.

4.Jadilah guru yang berpikiran terbuka atas ide atau pendapat orang lain, menyadari kelemahan dan kekuatan diri kita sendiri, dijamin makin hari wawasan dan kualitas diri kita sebagai guru akan bertambah.

5.Ciptakan jaringan bagi diri sendiri yang membuat anda semakin hari berubah kearah guru yang lebih baik. Gunakan situs pertemanan seperti facebook untuk membuat jaringan pada pribadi-pribadi yang membuat anda bersemangat untuk maju. Jangan gunakan situs pertemanan untuk pelarian ketika anda mempunyai masalah dengan rekan sekerja di sekolah. Sambil berusaha sedikit demi sedikit menyelesaikan hal yang mungkin menjadi ganjalan , buktikan bahwa jika anda tidak mendapatkan support yang baik disekolah anda bisa mendapatkannya dengan bantuan teknologi.

6.Semua guru berbeda, seperti juga terhadap siswa, sebagai rekan kita semestinya menjadikan perbedaan itu sebagai anugrah. Dengan menyadari perbedaan, pikiran kita akan lebih cepat terbuka ketika menerima kritik, masukan dan ide dari rekan sekerja. Saat yang sama kita menjadi lebih jujur mengenai kelebihan dan tidak malu mengatakan kekurangan sebagai pribadi.

7. Jangan takut untuk dibicarakan oleh orang lain ‘dibelakang’. Terkadang sebagai guru, hanya karena takut dibicarakan orang lain dibelakang, guru menjadi malas untuk berinovasi dan melakukan sesuatu dengan cara yang kreatif dan beda. Padahal jika sebagai guru, kita yakin bahwa hal yang kita lakukan demi kebaikan siswa, untuk apa pusing mendengarkan pendapat orang lain. Mari mensucikan niat bahwa semua hal yang terbaik yang kita lakukan adalah demi mempersiapkan masa depan siswa, bukan demi karier, demi dipuji rekan, atasan dan orang tua siswa

MENJADI GURU YANG FROPESIONAL

Menjadi Guru Profesional


Guru………..

Perilakumu digugu dan ditiru

Dipuja dan dihormat

Niat tulusmu ialah semangat kehidupan bagi muridmu

Ucapmu ialah pelajaran kehidupan bagi muridmu

Perilakumu ialah teladan kehidupan bagi muridmu

Yang tak kan pernah hilang ditelan waktu

Tapi…..

Kadang ku berpikir…..

Masih adakah pribadi guru yang seperti itu?

Masih adakah sang pahlawan tanpa tanda jasa itu?

Ah, sungguh bagai mencari jarum dalam jerami…

Sekarang uang sudah menjadi segalanya

Sudah bisa mengalahkan indahnya arti sebuah ketulusan

Tapi ku yakin…..

Sang pejuang kehidupan itu masih ada

Karena manusia masih punya hati nurani

Sengaja saya awali tulisan ini dengan seuntai puisi yang muncul karena ketidakmengertian diri saya terhadap para pendidik ‘masa kini’. Guru, selama ini sering dipandang orang sebagai profesi nomer dua dan hanya sebagai pilihan terakhir dalam memilih pekerjaan. Kenapa? Karena kalau kita bertanya pada anak didik kita tentang cita-cita mereka, mungkin hanya 1 atau 2 orang yang ingin menjadi ‘pahlawan tanpa tanda jasa itu’ . Kadangkala saya sering bertanya pada diri saya sendiri, kenapa orang sangat tidak tertarik untuk menjadi guru. Kalaupun sekarang banyak sekali universitas atau perguruan tinggi yang mencetak para sarjana pendidikan, itu karena mereka tidak lulus masuk seleksi jurusan favorite yang mereka inginkan dan lebih bergengsi. Hal itu terjadi karena profesi ini dinilai sebagai pekerjaan yang tidak begitu ‘basah’. Buktinya, kita sering mendengar banyak guru yang mengeluh karena gajinya tidak bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. Dan bahkan kita sering melihat para guru berdemo minta kenaikan gaji. Miris sekali kalau kita menyaksikan hal yang seperti itu. Orang yang berjasa dalam mendidik para generasi bangsa belum mendapatkan perhatian yang layak baik itu dari Pemerintah maupun dari masyarakat sekitarnya.

Hal yang menarik perhatian saya ialah ketika gaji para anggota DPR bernilai puluhan atau bahkan sampai ratusan juta rupiah, gaji dokter, entertainer, maupun orang kantoran mendapatkan gaji yang tidak sedikit. Tapi kalau kita perhatikan gaji seorang guru sangat jauh berbeda dari mereka, apalagi para guru honorer yang hanya bisa mengajar dengan niat ikhlas tanpa berharap lebih dari profesinya itu.

Maka jangan heran, kalau banyak guru yang mencari sampingan demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Memang tidak ada yang salah apabila guru memiliki pekerjaan yang lain selain mengajar di sekolah, selama apa yang ia kerjakan ada hubungannya dengan profesinya sebagai seorang pendidik. Tetapi ketika sampingannya itu tidak ada hubungannya dengan dunia pendidikan, maka yang terjadi akan ada ketimpangan dan pada akhirnya akan berakibat pada profesinya sebagai seorang pendidik.

Ada banyak kasus yang terjadi di masyarakat tentang seorang guru yang ‘mendua’. Diantaranya saja, seorang guru yang mempunyai pekerjaan sampingan sebagai tukang ojek, tukang becak, tukang parkir, dan bahkan ada yang menjadi seorang pemulung. “Gajiku tidak cukup untuk menghidupi anak dan istri”, itu yang terucap dari mulut sang guru ketika ditanya oleh rekan guru yang lainnya.

Jadi, apakah seperti itu profil guru professional? Apakah guru masih bisa mengajar secara professional ketika dalam pikiran mereka tersimpan berjuta masalah kehidupan?

Professional, menurut kamus Inggris-Indonesia (M. Echols,John & Hassan Shadily), berarti ahli. Jadi, guru professional berarti guru yang ahli. Ahli berarti kompeten dalam bidangnya. Seorang yang professional akan bekerja sekuat tenaga mencurahkan segala perhatian untuk profesinya itu. Dia akan terus berusaha untuk selalu mencari hal-hal yang bisa membuat dirinya lebih baik dan lebih capable dalam bidangnya.

Ada beribu pertanyaan lagi yang mengganjal dalam hati. Apakah semua guru bisa menjadi guru professional? Apakah menjadi guru professional itu mudah? Apakah ada jaminan kesejahteraan ketika guru bersikap professional?

Untuk menjadi guru professional sebenarnya tidaklah sulit jikalau kita mempunyai keinginan yang kuat untuk menggapainya. Bukan artinya saya menganggap mudah hal ini, tetapi yakinlah kalau tidak ada yang tidak mungkin untuk kita capai selagi nafas masih berhembus, hati masih berniat, otak masih berpikir, mulut masih berucap, perilaku masih terwujud.

Hidup adalah pilihan, kita sebagai pendidik tinggal memilih apakah kita mau untuk menggapainya. Karena bukan masalah mampu atau tidak mampu, tetapi mau atau tidak kita menjadi seorang guru professional. Kita semua mampu untuk menjadi guru yang professional dan berkualitas.

Menjadi seorang yang ahli dalam hal mendidik generasi bangsa merupakan suatu pemberian yang luar biasa dari Allah SWT. Sungguh kenikmatan yang tidak bisa ditukar dengan materi ketika melihat anak didik menjadi seorang yang sukses. Kita merasa bahagia dan bangga ketika anak didik kita mengabarkan pada kita bahwa apa yang kita ajarkan ternyata sangat bermanfaat baginya. Kadangkala tak terasa air mata haru dan bahagia menetes dari kedua bola mata kita mengingat anugerah yang begitu besar ini.

Guru yang professional ialah guru yang bisa mengenal siapa dirinya, sehingga ia akan dengan mudah mengenal siapa anak didiknya. Dan dengan modal itu semua, ia akan mudah untuk mengantar anak didiknya menjadi pribadi yang cerdas hati, cerdas fikir dan cerdas perilaku.

Kita harus ingat bahwa tugas utama kita sebagi pendidik bukan hanya sebagai alat pentransfer ilmu pengetahuan tetapi juga harus menjadi teladan yang baik bagi anak didiknya. Jangan sampai kita berikan paradigma yang salah pada anak didik kita. Karena tak jarang banyak guru yang sering berkata pada anak didiknya, “Nggak apa-apa nakal yang penting pintar, nilainya bagus, ujian lulus.” Saya sering merasa sedih ketika mendengar perkataan ‘lempeng’ rekan guru itu. Seperti yang betul perkataan itu, tapi kalau kita cermati, perkataan itu memiliki dampak yang negative. Ketika kita berkata seperti itu, berarti kita hanya akan mencetak fi’aun-fir’aun baru yang hanya mengagung-agungkan ilmu pengetahuan tanpa memahami kandungan yang tersirat didalamnya. Kita akan meluluskan orang-orang pintar tapi bodoh. Mereka tak tahu apa yang mereka pelajari. Mereka tak paham apa yang mereka tahu. Oleh karena itu, tidak heran kalau sekarang banyak lulusan sarjana yang pola pikirnya masih seperti anak TK. Artinya, mereka kaya dalam ilmu pengetahuan tetapi miskin dalam moral dan aqidah. Yang ujung-ujungnya ilmu yang mereka peroleh dari bangku sekolah menjadi bumerang bagi dirinya sendiri dan juga orang lain.

Guru yang professional, ialah guru yang memiliki kemampuan untuk mengantar anak didiknya, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari salah menjadi benar. Bukan sebaliknya, yang terjadi sekarang ini, guru datang ke sekolah hanya sekedar memenuhi absen harian agar cepat diagkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Mereka akan lebih semangat dan sibuk mengurus kelengkapan sertifikasi dan membahas dana BOS daripada mencari metode apa yang terbaik untuk anak didiknya agar menjadi lebih baik lagi.

Guru professional tidak akan membeda-bedakan murid berdasarkan kecerdasan semu semata. Tidak akan menyebut kamu bodoh dan kamu nakal. Guru professional tidak akan gila hormat. Guru professional akan mengajar dengan penuh tanggung jawab dan disipilin, tidak hanya ketika ada penilaian dari kepala sekolah atau penilik saja, tetapi ada atau tidak ada atasan, mereka akan mengajar dengan penuh perhatian pada anak didiknya.

Tidak akan terjadi masalah siswa malas belajar, benci sama pelajaran, atau apalagi enggan untuk pergi ke sekolah, jika guru bersikap professional terhadap pekerjaannya. Karena yang terjadi saat ini, sebagian guru menyampaikan materi hanya dari apa yang ada di dalam buku panduan, tanpa mau mengembangakan apa yang ada dalam kurikulum. Mereka beranggapan kalau terlalu banyak metode yang diterapkan akan membingungkan siswa dan guru itu sendiri. Mereka pun beranggapan kalau metode yang mereka pakai selama bertahun-tahun sudah terbukti hasilnya. Padahal dari masa ke masa, anak didik kita semakin canggih. Kadangkala kita sebagai gurunya kalah bersaing dengan mereka. Mereka sudah mengenal dunia luar lebih cepat dibandingkan kita, karena mereka begitu familiar dengan sarana komunikasi modern. Mereka mencari apa yang mereka tidak tahu dan tidak paham melalui media, baik itu elektronik maupun cetak. Sedangkan kita membuka internet pun mungkin sebulan sekali atau bahkan mungkin memegang keyboard computer pun masih canggung. Membeli buku, koran atau majalah pun jarang, karena uang yang ada tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sehingga kita sering ‘kecolongan’ dengan sikap anak-anak didik kita.

Jadi, jangan salahkan anak didik kita kalau semangat mereka begitu kecil terhadap mata pelajaran yang kita ajarkan. Sebagian siswa sering bilang lebih baik mereka cari tahu sendiri dari internet dari pada harus mendengarkan penjelasan guru yang bikin mereka pusing tujuh keliling. Karena bukankah otak kita itu senang kepada hal-hal yang menarik, colourful, dan tidak monoton. Tapi, apa yang mereka dapatkan dari guru mereka? Rangkuman yang seabreg, ceramah yang membosankan, tugas yang menumpuk, dan sikap guru yang pemarah serta lingkungan sekolah yang tidak menarik perhatian. Yang hasilnya hanyalah wasting time saja. Hanya sebagai pemenuhan kewajiban, baik sebagai siswa maupun sebagai guru. Dan sebenarnya kita sudah menghabiskan dana trilyunan rupiah hanya untuk membiayai hal-hal yang kurang kreatif ini dengan embel-embel untuk kepentingan pendidikan.

Tapi saya yakin, niat mereka itu baik yaitu untuk mencerdaskan bangsa. Sayangnya, kita itu hanya bagus jargonnya saja, tapi pengaplikasian di lapangannya big zero. Banyak sekali kebohongan berjamaah dalam dunia pendidikan kita. Sekolah tidak mau nama baiknya tercemar, yang pada akhirnya mereka buat tim sukses ketika UN berlangsung. Mereka berikan kunci jawaban kepada siswa mereka tanpa merasa berdosa. Padahal mereka ajarkan tentang bersikap baik dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama. Jadi, para guru ini seperti seorang dokter yang memberi obat pada pasien tapi diberikannya berbarengan dengan makanan atau minuman yang bisa menyebabkan penyakitnya kambuh lagi atau tambah parah. Jadi, obat yang diberikan tidak akan ada manfaatnya. Begitu pun yang terjadi di dunia pendidikan kita saat ini, kita ajarakan teori-teori tentang hal-hal yang baik berdasarkan buku panduan, tetapi di samping itu kita ajarkan yang kurang atau bahkan tidak baik melalui praktek bersikap dan berucap sehari-hari.

Dan bukankah kita sebagai seorang pendidik paham, kalau pengajaran yang paling cepat berpengaruh adalah melalui praktek. Anak didik kita akan merasa cepat paham dan akan selalu ingat jika mereka melihat dan langsung mempraktekannya. Dari hasil penelitian para ahli pun telah banyak membuktikan hal itu. Menurut Dr. Vernon A. Magnesen (1983), kita mendapat 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan.

Jadi, jangan berharap para generasi bangsa ini akan menjadi seorang yang berilmu dan berakhlak mulia, jika pendidikan di Negara kita masih seperti itu. Jangan bermimpi kualitas pendidikan kita akan meningkat jika gurunya sendiri tidak memiliki mental dan motal yang berkualitas. Kita jangan menutup mata dan telinga kita, jika di Negara ini masih banyak guru-guru yang takut untuk keluar dari zona nyaman. Takut untuk merubah kebiasaan yang selama ini membentengi kesuksesan siswa dan diri mereka sendiri.

PARADIGMA BERWIRAUSAHA

1.Alasan Berwirausaha

Sempitnya lapangan pekerjaan disatu sisi, disisi lain jumlah pencari kerja yang terus bertambah menyebabkan jumlah pengangguran tiap tahun bertambah besar. Data terakhir 20% dari jumlah penduduk atau lebih kurang 43 juta jiwa tidak mendapat pekerjaan alias menganggur. Pengangguran yang begitu besar bila tidak dicarikan solusinya tentu akan berdampak buruk bagi perekonomian dan imbasnya adalah masalah masalah kerawanan sosial dan budaya.
Perlu pemikiran pemikiran kritis dan cepat untuk mengatasi masalah pengangguran, tidak hanya menggantungkan dari pemerintah atau investasi asing. Karena semakin besar ketergantungan para pencari kerja terhadap pemerintah serta masuknya investasi asing akan menambah ketidak berdayaan Bangsa dan Negara dalam mengatasi problem pencari pekerja.
Semakin bertambahnya lulusan baik dari tingkat SLTA, sampai Perguruan Tinggi belum lagi ketidak sesuaian dengan bidang yang ditekuninya akan bertambah panjang sederatan masalah pengangguran, akibat lebih lanjut semakin banyak lulusan yang tidak mendapatkan kesempatan pekerjaan.. Dengan demikian solusi yang diperlukan adalah keberanian untuk berusaha mandiri tanpa ketergantungan dari pemerintah atau tidak hanya mengandalkan investasi asing yang masuk.
Pemikiran ini dilandasi upaya memecahkan problem lapangan pekerjaan yang sampai saat ini belum ada tanda tanda akan terselesaikan. Hal ini disebabkan masih lemahnya sektor riil untuk bergerak, serta masih sedikitnya investasi asing yang masuk untuk memecahkan lapangan pekerjaan. Perlu adanya upaya mendasar sehingga anak didik dan lulusan perlu di bekali dengan ketrampilan ketrampilan teknis pragmatis agar mmpu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri tanpa tergantung dari pihak lain.

A. PARADIGMA PENCARI KERJA

Hampir setiap orang bercita cita untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan cocok seperti yang dipikirkannya sejak masih kecil. Namun realita yang ada antara keinginan dan kenyataan yang dihadapi para pencari kerja ternyata jauh berbeda. Tanda – tanda perbedaan antara keinginan dan kenyataan dari para pencari kerja seperti yang diinginkan, sebenarnya jauh jauh hari sebelumnya dapat dikenali. Sayangnya kurangnya sosialisasi serta penyebar luasan informasi mengakibatkan banyaknya pencari kerja semakin kebingungan menghadapi kenyataan untuk memperoleh pekerjaan.
Banyak orang tua, mass media dan kecanggihan serta kemajuan teknologi informasi belum secara signifikan mampu menyebarluaskan dan menginformasikan secara utuh berkenaan dengan pekerjaan dan lowongan yang sesuai dengan bakat, minat dan ketrampilan yang dibutuhkan para pencari kerja.
Bahkan secara tidak disadarai mass media mempromosikan betapa enaknya menjadi PNS karena terdapatnya berbagai fasilitas, tunjangan, kenaikan gaji dan secara tidak langsung menggambarkan betapa enaknya jadi PNS dan betapa mudahnya mencari kekayaan bagi PNS lebih lebih bagi para pejabat. Promosi ini semakin besar dan nampak nyata pada saat pemerintah mengumumkan adanya kebijakan kenaikan gaji. Sehingga banyak para pencari kerja yang berkeinginan mencari pekerjaan hanya tertuju dan terfokus pada PNS. Akibatnya banyak pencari kerja menunggu adanya lowongan pekerjaan di PNS. Bahkan dengan berbagai upaya dan cara berani melakukan pembayaran “di bawah tangan” kepada oknum tertentu agar bisa diterima sebagai PNS. Kondisi ini di sadari atau tidak akan menyebabkan semakin beratnya pemerintah untuk menciptakan negara yang bersih dan berwibawa bebas dari prkatek suap, korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pemerintah semakin tidak mampu memerangi praktek praktek suap untuk mendapatkan pekerjaan. Para pencari kerja sudah saatnya merubah paradigma, pencari kerja tidak tergantung pada PNS atau pemerintah. Para pencari kerja perlu mengabdosi kesuksesan Finasial Model Robert Kiyosaki, pengarang “Cashflow Quadrant”. Cashflow Quadrant ala Kiyosaki dimulai dari kuadran E kemudian SE berlanjut ke B dan berakhir pada kuadran I. Dari Kuadran E hingga kuadran I akan ditunjukkan peningkatan kreativitas seseorang untuk meraih sukses finasial.
Kuadran pertama di mulai dari kuadran E, yaitu Employee (pekerja). Pada kuadran ini pendapatan seseorang akan tergantung kepada majikannya. Ia hanya akan mampu bekerja dengan setia bila dibayar dengan gaji yang tinggi. Dengan demikian nasib dan karirnya pun juga akan tergantung pada penilaian subjektif dari majikan.
Kuadran kedua disebut SE yaitu Self Employee (Profesional), di mana pendapatannya akan tergantung pada seberapa keras ia bekerja. Semakin keras kerjanya maka pendapatannya akan semakin banyak. Orang – orang dengan profesi sebagai dokter, pengacara, manajer perusahaan dan pengusaha bisnis pribadi skala kecil adalah kuadran dari kuadran jenis SE ini.
Kuadran ketiga disebut kuadran B atau Business (bisnis), di mana pendapatannya tidak tergantung pada kerja kerasnya secara langsung, tetapi pada ” sistem bisnis” yang telah diciptakannya. Sistem yang diciptakannya telah mampu membuat ”orang lain bekerja untuk dirinya”. Pemilik perusahaan ataupun waralaba restoran yang telah berjalan dengan baik merupakan contoh dari kuadran jenis B ini.
Kuadran keempat sebagai kuadran kreativitas tertinggi disebut kuadran I, atau Investor, di mana posisi tertinggi mereka tidak perlu bekerja lagi, tetapi ”uang yang bekerja untuk dirinya”. Para pemegang saham blue chip dan tuan tanah property yang strategis adalah contoh kuadran jenis I. Saham dan tanah setiap menitnya memberikan gain (keuntungan dari peningkatan nilai) secara konsisten. Sering disebut Passive Income.
Pemahaman siklus Cashflow quadran memungkinkan seorang kreatif menggunakan kesempatan selama periode ”perjuangan finansial” ( Kuadran E dan SE) untuk menata diri mempersiapkan diri dan berinvestasi menuju ”keamananan finasial” (kuadran B), hingga menuju kuadran ”kebebasan finansial” (I).

B. BERWIRAUSAHA

b.1. Ketrampilan berpikir kreatif

Manusia berwirausaha memiliki jiwa entrepreneurship, jiwa entrepneurship didukung cara berpikir kreatif. Pemikiran kreatif didukung dua hal yaitu pengerahan daya imajinasi dan proses berpikir ilmiah. Apabila kita mencampurkan daya imajinasi dan berpikir ilmiah maka dimungkinkan berpikir kreatif. Dengan pemikiran kreatif dapat memecahkan berbagai macam masalah.
Manusia yang optimis memiliki daya imaginatif positif yang menolong pemikiran kreatif, sehingga cita cita, tujuan, masalah kehidupan serta pengalaman dapat merangsang jiwa untuk berpikir kreatif.

Potensi kreativitas tidak sepenuhnya tergantung pada pendidikan formal. Penelitian dari Harvad University terhadap para lulusannya menunjukkan bahwa 85% penentu kesuksesan dari para lulusannya adalah sikap mental, yang saat ini dikenal dengan EQ dan ESQ.
Sikap mental yang dimaksud adalah kreatif, berpikir positif, jujur mampu bekerja dalam tim, mampu memimpin, serta mampu berempati terhadap orang lain. Sementara faktor keahlian teknis yang diperoleh pendidikan formal hanya 15% saja yang berperan menunjang kesuksesan.
Kesalahan umum mereka yang bersekolah kemudian sulit kerja ataupun merasa gagal dengan sekolahnya adalah mereka tidak memiliki mimpi besar (visi) dan tujuan hidup (misi) yang jelas yang sesuai dengan potensi diri, minat dan bakatnya akan maksud sebenarnya mengapa mereka harus bersekolah.
Indikasi ini dapat dijelaskan dari ketidak jelasan Visi Misi, sehingga pada saat Kuliah tidak mampu menjawab pertanyaan ” Mengapa anda memilih kuliah di jurusan tersebut”? ” Apa Topik tugas akhir yang akan direncanakan”? ” Apa rencana satu tahun kedepan setelah lulus”?
Hukum alam berlaku bahwa mereka yang memiliki Visi, Misi yang jelas dalam hidup akan berhasil, tidak memandang apakah dia berpendidikan atau tidak. Hukum alam juga menunjukkan probabilitas kesuksesan yang lebih besar ada pada mereka yang berpendidikan, kreatif, memiliki visi, misi yang jelas daripada yang tidak berpendidikan.
”Pendidikan dibuat untuk mendapatkan pengetahuan dan pengetahuan harus diterapkan. Hanya orang yang kreatif yang mampu menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam pendidikan ”. Bertolak dari uraian di atas keterampilan berpikir kreatif membutuhkan dua hal: 1. daya imajinasi yang menunjang proses berpikir dan 2. cara berpikir ilmiah.
b.2. Ketrampilan dalam Pembuatan Keputusan
Keputusan merupakan hasil dari suatu penilaian, hasilnya adalah pemilihan alaternatif-alternatif. Keputusan jarang antara benar dan salah setiap pemilihan cenderung mendekati antara benar dan kemungkinan salah. Kebanyakan keputusan bertolak dari fakta, namun orang kreatif mengambil keputusan bertitik tolak dari pendapat. Keputusan mengenai masalah yang kongkrit tidak begitu sulit untuk diambil. Pertimbangan yang ada berkisar pada masalah bertindak atau tidak bertindak dengan mempertimbangkan untung rugi tindakannya.
Hal yang penting di dalam melakukan keputusan jangan bertindak setengah setengah karena pembuat keputusan yang efektif harusnya bertindak atau tidak bertindak sama sekali.
Selanjutnya setelah keputusan siap dibuat, semua dipertimbangkan dengan masak , semua alternatif dijajagi, segala resiko untung rugi diperhitungkan , hal yang harus dibangkitkan dari dalam adalah keberanian dan penilaian. Jadi keputusan tidak semata mata berdasarkan keinginan dan selera atau subyektivitas pembuat keputusan. Pembuat keputusan harus mampu bertindak cepat terlepas dari rasa suka, atau tidak suka. Pemimpin tidak dipercaya untuk mengerjakan sesuatu yang disukainya sendiri, melainkan dipercaya untuk dapat menyelesaikan sesuatu secara obyektif . Pemimpin harus mampu membuat keputusan dan bertindak efektif. Dengan demikian agar keputusan menjadi efektif perlu memiliki keterampilan penunjang.
b.3. Ketrampilan dalam Kepemimpinan.
Dengan kemauan yang kuat, mau belajar keras dan konsisten orang akan memiliki keterampilan memimpin diri sendiri. Seseorang akan mampu mengendalikan keinginan kemauannya kearah tercapainya tujuan hidup pribadinya. Keterampilan ini tidak dapat diperoleh dengan sendirinya tanpa adanya usaha. Keterampilan memimpin diri sendiri dapat dilakukan dengan jalan latihan dan praktek, terutamam membina kepribadian yang kuat. Prinsip keterampilan memimpin diri sendiri yaitu: 1. Mengenal diri sendiri. 2. Melatih kemauan. 3. Melatih disiplin diri sendiri.
Ketiga hal tersebut ditambah sikap mental wiraswasta akan mampu memimpin orang lain. Manusia wiraswasta tidak akan selamanya mampu melakukan semuanya sendirian karena permasalahan yang timbul disekitar lingkungannya. Untuk itu manusia wiraswasta harus hidup bersama dan bekerjasama dengan orang lain. Dari interaksi dengan individu dan kelompok yamg lain memnyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku individu atau kelompok sehingga disebut kepemimpinan. Kepemimpinan adalah kualitas tingkah laku seseorang yang mempengaruhi tingkah laku sehingga mempengaruhi tingkah laku orang lain atau kelompok sehingga bergerak tercapainya tujuan bersama.
b.4. Ketrampilan manajerial

Selain sebagai pemimpin adalah sebagai manajer yang mampu mengelola segenap sumber, baik sumber material maupun sumber personal untuk mencapai sukses hidup. Keterampilan seorang manajer mencakup terampil dalam perencanaan, terampil dalam pengorganisasian, mampu memberikan dorongan atau motivasi kepada orang lain, mampu mengkoordinir pelaksanaan, mampu melakukan pengawasan serta mampu mengadakan penilaian terus menerus dan yang terpenting adalah keterampilan bergaul dengan manusia lainnya.
b.5. Ketrampilan human relations
Bergaul dengan banyak orang akan mengetahui banyak tipe manusia. Dengan demikian kita akan mengenal banyak pribadi manusia yang masing masing berbeda satu sama lain. Agar kita sukses perlu belajar banyak bagaimana ciri ciri pribadi yang dihubungi serta bagaimana kita memberikan pelayanan terbaik.
Mengenal orang lain adalah tidak mudah kita harus mampu menempatkan diri diantara kepentingan orang lain kemudian menyesuaikan dengan perbedaan individual , bagaimana melayanani dan mendapatkan reaksi yang menyenangkan dari orang lain.
Beberapa hal agar kita mendapat kawan bergaul yang efektif dari orang lain: pertama menghormati kepentingan orang lain. Menghargai pendapat orang lain, menghormati ambisi orang lain, memberikan pelayan yang baik kepada orang lain pada saat orang lain membutuhkan pelayanan kita. Memberikan sumbangan pikiran kepada orang lain yang sedang mengalami kesulitan serta mengusahakan penampilan diri yang menyenangkan.

2. KEUNGGULAN BERUSAHA

Menurut Dr. Suparman: ” Pendidikan wiraswasta adalah pendidikan yang bertujuan untuk menempa bangsa indonesia sesuai dengan kepribadian Indonesia berdasarkan Pancasila”.
Berdasarkan pendapat tersebut berwirausaha akan mampu mengangkat martabat bangsa, meningkatkan kualitas pribadi manusia, yang memiliki moral, sikap mental kepekaan terhadap lingkungan serta keterampilan dan kemampuan yang tinggi.
Menurut hasil penelitian indikator manusia wiraswasta pada dasarnya adalah memiliki knowledge (pengetahuan), skills (keterampilan), ability (Kemampuan), motivasi, serta berkemampuan sebagai inovator (kemampuan menemukan hal hal atau ide baru yang bisa direalisasikan).
Hasil ini sejalan dengan proses kreativitas yang meliputi penemuan — invension (pengembangan gagasan) —— inovasi ( mengubah gagasan menjadi produk) dan ——– paten (proteksi produk) (lihat J, S. Bruner, Toward a Theory of Instruction)..
Pemunculan ide sebagai jiwa kreativitas membutuhkan fokus pemikiran yang jelas arah tujuannya dan membutuhkan kosentrasi serius dari orang sebagai penggagas. Fokus dan keseriusan dengan memilah dan memilih informasi dan aktivitas yang mendukung ”ide”. Menurut milyuner dunia Aristoteles ”ilmu memilih dan memilah” adalah ilmu yang paling unggul di dunia. Menurut lonardi de Vinci filosofis dan pelukis terkenal ” ruangan kecil mampu mengontrol pikiran kita, sedangkan ruangan besar akan membingungkan kita”.


Rhenald Kasali: Krisis, Saat Tepat untuk Memulai Usaha



”Memulai bisnis di saat krisis ekonomi begini? Bukannya terlalu berisiko?” Mungkin begitu pendapat mereka yang berpandangan pesimis terhadap krisis. Padahal, memulai bisnis saat ini justru menjanjikan. Begitu kata pakar pemasaran Rhenald Kasali, pembicara pertama dalam Seminar Wirausaha Taklukkan Krisis! Gali Potensi Lokal untuk Sukses Berwirausaha, yang digelar femina 18 April lalu di Balai Kartini, Jakarta.

”Sekarang ini saat yang tepat bila ingin memulai usaha. Tak perlu khawatir karena umumnya grafik perekonomian itu seperti gunung. Setelah turun, pasti akan naik lagi. Jadi, jika Anda mulai ’menanam’ sekarang, nantinya bisa ’memanen’ di saat ekonomi mulai membaik,” ungkapnya optimistis.

Namun, sukses berbisnis tentu tidak datang dengan sendirinya. Piawai membaca keinginan konsumen yang selalu berubah merupakan kunci penting memenangi pasar. Jadi, produk yang dijual harus disesuaikan dengan selera dan tren yang ada. Dalam berjualan juga diperlukan cara-cara baru, karena terjadi perubahan dalam cara-cara pembelian. Selain itu, agar bisa bertahan, pengusaha harus bisa menekan struktur biaya produksi. Sebab, kemugkinan sebagian bahan baku akan meningkat harganya. Misal dengan mencari bahan baku lokal yang lebih murah tanpa menurunkan kualitas, serta memanfaatkan teknologi untuk memasarkan produk.

Untuk sukses berbisnis, pengusaha harus mampu bersahabat dengan ketidakpastian. Sebab dalam berbisnis, umumnya orang selalu melihat untungnya lebih dulu. Padahal yang mesti dipikirkan adalah risikonya. “Ketidakpastian itu akan makin bertambah jika Anda berbisnis di bidang yang tidak Anda kenal,“ kata Rhenald. “Karena itu, bila ingin berbisnis dengan risiko yang kecil, mulailah dari bidang yang Anda akrabi. Yang tak kalah penting, tetaplah menyediakan ’payung cadangan’. Jangan jor-joran menghabiskan uang Anda ke dalam satu usaha. Buatlah alternatif lain. Atau jika hanya punya satu rumah, jangan diagunkan untuk memulai bisnis Anda.


Menanggapi kecenderungan meningkatnya budaya belanja masyarakat kita, Yasraf Amir Piliang menyatakan bahwa sistem perbelanjaan mutakhir secara terus menerus menyuguhkan konsumer rangkaian produk dan pelayanan, ‘suasana’ serta lingkungan yang selalu diremajakan. Kini,’kebudayaan belanja’ telah menjadi satu dunia nyata yang menjajah kehidupan sosial yang sangat luas.Di dalam kehidupan konsemer dewasa ini, konsumsi tidak lagi sekedar bersifat fungsional-yaitu pemenuhan kebutuhan dasar manusia.Kini, lebih dari itu, konsumsi bersifat materi sekaligus simbolik.
Barangkali apa yang dikatakan yasraf adalah benar.Bahkan Kini, tanpa sadar terkadang kita telah menjadi korban komodrtikasi ‘belanja’. Yaitu bahwa belanja kita tidak sekedar untuk memenuhi kebutuhan atau membeli barang-barang yang benar-benar kita butuhkan, tetapi lebih dari itu semua, belania sebagai gaya hidup. IKEA Coupons . Ada nilai yang dipertukarkan di dalamnya, seperti prestise, citra (lmage) dan identitas. Makan di resrofastfood misalnya, kini bukan sekedar kebutuhan memenuhi perut. Tetapi ada unsur penunjukan’identitas’diri atau kelas sosial di dalamnya, dan unsur (nilai) inilah yang kemudian menjadi komoditas.
Dibandingkan dengan makan di warung, makan di restofast food alaAmerika mungkin terasa lebih bergengsi. Meski secara kualitas, makanan yang disajikan hampir sama, bahkan di warung kita akan dikenakan hargayanglebih rendah. Berhenti pada titik ini, kita dapat menyimpulkan bahwa dalam keseharian kita senantiasa dijubeli dengan beragam image atau citra yang diproduksi melalui iklan media massa. Diamonds Arkansas . Setiap hari, mulai dari bangun tidur kita senantiasa dicekoki iklan produk-produk yang disuguhkan televisi, koran, majalah atau bahkan melalui papan-papan iklan di sepanjang jalan menuju tempat kerja/sekolah.
Dalam konteks budaya massa, merek adalah komoditas yang diproduksi terus menerus melalui media massa. Ketrka citra telah sampai kepada konsumen, produk mempunyai’ nilatlebih’ untuk dijual. Selanjutnya, kita bisa melihat apayang disebut dengan “korban iklan”, yaitu ketika pembelian dilakukan bukan semata-mata karena kebutuhan atas realitas (subtansi) fisik suatu produk melainkan karena citra produk dan dorongan lain yang muncul akibat iklan. Dalam bahasa awam masyarakat kita sering menyebut “membeli merek, bukan membeli produk”.
Ada pertanyaan yang layak menjadi renungan atas fenomena tersebut. Pertama, tidak salah jika kita bertanya pada diri sendiri, benarkah belanja kita murni karena kebutuhan kita? Jangan-jangan kita ingin belanja karena keinginan memiliki tapi sebenarnya tidak butuh, atau membeli karena kebanyakan orang membelinya. Denver IKEA . Atau jangan-jangan kita tertipu oleh daya tarik iklan.
Kedua, bagaimana menurut kita jika ongkos untuk konsumsi tersebut kita gunakan untuk menambah investasi atau minimal menabung jika ternyata barang yang ingin kita beli tersebut tidak benar-benar kita butuhkan? Andalah yang berhak menjawabnya. (CG)
•  0 Comments
•  Filed under: Cerita Bisnis, Kisah Wirausaha, Majalah Entrepreneur
Ketika Belania Tidak Sekadar Belanja (1)
Author: yukbisnis
Aug 11
Saya sempat jalan-jalan ke sebuah pusat perbelanjaan di Semarang. Wuih.. Padat dan penuh sesak. Perpersis,bahkan lebih ramai ketimbang orang mudik di terminal atau stasiun.Melihat berjubelnya pengunjung, terbesit pernyataan yang mungkin juga anda pikirkan, ngapain saja mereka?Memilih barang untuk di beli memborong barang untuk memenuhi keranjang belanjaan atau bahkan sekadar jalan-jalan?Ada apa di balik ramainya pusat-pusat perbelanjaan ini? Atau barangkali tenomena ini erat dengan konsumerisme? Tetapi pada masa menjelang lebaran atau natal, bisakah fenomena padatnya pusat-pusat perbelanjaan dikatakan sebagai cermin ‘buda1′a konsumtif masyarakat kita?
Fenomena ramainya pusat perbelanjaan menjelang hari raya mengindikasikan dua hal. sports shirts for men . Pertama, kebiasaan dan budaya yang berkembang di masyarakat kita menjelang lebaran dan atau natal memang mendukung situasi ramainya tempat-tempat perbelanjaan. Mulai dari kebutuhan dapur hingga kebutuhan pakaian, semua ‘biasanya baru’ dihart raya tersebut. Karenanya, masyarakat akan memadati pusat perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhannya. Asumsi ini melihat maraknya pusat perbelanjaan menjelang hari raya sebagai fenomena rutin di mana belanja adalah kegiatan pemenuhan kebutuhan kepemilikan semata.
Kedua, fenomena padatnya pusat-pusat perbelaniaan tidak hanya terjadi menjelang lebaran dan natal. Bisa jadi, fenomena padatnya pusat perbelanjaan menjelang hari raya ini hanyalah sepotong cerita dari episode panjang bernama konsumerisme. Asumsi kedua melihat belanja bukan semata-mata belanja, tetapi belanja sebagai lifes4tle atau gaya hidup, di mana di dalamnya terdapat unsur ekspresi’posisi’ dan’identitas’ sosial seseorang.
Kiranya kita memang sedang memasuki era konsumerisme, seperti yang dikatakan Gardner dan Sheppard yang menyebut bahwa shopping mall -dalam konteks konsumerisme di Barat adalah sebagai satu bentuk “gereja baru”- sebuah panggung realitas semu yang didalamnya kesemuan lebih menyenangkan daripada kenyataan. Pendapat ini mendukung asumsi kedua, yaitu bahwa belanja telah menjadi ‘bukan sekedar belanja’ Lagi. Dalam praktik keseharian, kita bisa melihat ramainya pengtnjungmall, restoran fast food, swalayan dan tempat sejenis lainnya, setiap awal bulan ketika datang musim ‘gajian’atau ‘tanggal muda.
Kondisi demikian yang sebenarnya,bagi saya lebih dekat dengan istilah’budaya konsumtif masyarakat kita. Dari dua asumsi di atas kita bisa melihat bagaimana sebenarnya realitas masyarakat kita. tumescent liposuction los angeles . (CG)

Aug 11
Setiap orang pasti memiliki impian dalam hidupnya. landscaping services . Namun tidak banyak orang tahu bagaimana cara meraih impiannya itu. Padahal dengan impian. seseorang akan lebih termotivasi untuk melakukan sesuatu. Salah satu impian itu adalah memiliki kehidupan yang layak, baik secara moril maupun materiil. Berbisnis merupakan salah satu hal yang diimpikanmanusia dalam hidupnya. IKEA Orlando . Sama halnya ketika seseorang memiliki keinginan  untuk menggeluti dunia bisnis. ” Banyak cara untuk dapat mewujudkan sebuah bisnis.
Tapi terkadang tidak mudah bagi seseorang, terlebih lagi bagi seorang pemula untuk melakukannya. Banyak hal yang harus dipertimbangkan. backlinks . Bahkan tidak jarang dari mereka cenderung kebingungan ketika memutuskan langkah mana yang akan dipilih. Salah satu solusinya adalah mencari tahu melalui buku-buku mengenai Menumbuhkan, bisnis ataupun kewirausahaan Dalam bukunya yang berfudul The Startup Garden ini, Tom Ehrenfeld mencoba memberikan solusi bagaimana cara memulai bisnis yang sesuai dengan impian, harapan, dan aspirasi Anda.
Dengan kata lain, Anda akan menemukan jawaban bagaimana langkah-langkah yang seharusnya ditempuh untuk menumbuhkan sebuah bisnis. Setiap bab dalam buku ini akan mengindentifikasikan keterampilan tertentu. Pertama, Anda akan dapat mengidentifikasikan kemampuan apa yang Anda miliki, apa yang Anda sukai, dan peluang apa yang terbuka bagi Anda. Kemudian Anda belajar menyesuaikan kualifikasi ini dengan kebutuhan orang lain.
Dari sinilah Anda mengembangkan ide untuk membangun perusahaan yang Anda inginkan. Dengan berbekal kemampuan mengelola keuangan, Anda dapat belaiar secara mandiri untuk mengelola orang lain dan menerapkan sistem manajerial. Kunci utama dari kelangsungan sebuah perusahaan berada di tangan pendiri serta pengelolanya, baik yang berupa perseorangan maupun sebuah tim. Ketika seorang pendiri usaha memahami karakter, kemampuan dan sumber daya yang ia miliki, maka impian untuh memiliki sebuah bisnis akan dapat diraih.
mengenal dan memahami benar siapa diri Anda, Anda pun akan dapat menentukan jalan terbaik bagi perusahaan. Sebuah bisnis baru akan berjalan dengan lancar jika bisnis yang dijalankan tersebut sesuai dengan keinginan, impian, dan harapan Anda. Jadi wujudkanlah impian Anda melalui bisnis yangAnda sukai. Banyak sekali buku yang mengupas mengenai bisnis, namun tidak semuanya dapat dengan mudah diaplikasikan. Kali ini Tom Ehrenfeld memberikan alternatif bacaan baru bagi orang yang tertarik untuk membangun bisnis.
Buku ini tidak hanya berisi nasihat-nasihat, tetapi juga berikan inspirasi melalui penggalan-penggalan kisah nyata dari para pengusaha sukses. Tentu saja hal ini baih karena buku ini tidak hanya memberikan nasihat tetapi iuga memberikan banyak inspirasi. Setiap buku akan memberikan kebaikan, begitu puia dengan membacanya. Namun akan jauh lebih baik, jika Anda tidak hanya membaca buku itu, tetapi langsung mempraktekannya. Jadi jika Anda memang tertarik dengan dunia bisnis mulailah sejak saat ini juga. Dan janganlah berhenti bermimpi, karena dengan mimpi itulah Anda akan terus termotivasi untuk dapat mewujudkan impian Anda. (CG)
Mendiagnosa “Penyakit” Usaha dan “Obat Penawarnya” (1)
Author: yukbisnis
Aug 7
Ketika bisnis sudah berjalan, apa yang sudah digagas, direncanakan dan bahkan dijalankan bisa jadi tak semuanya berjalan mulus, Dipastikan banyak masalah yang timbul di tengah perjalanan. usaha, mulai dari hal-hal kecil sampai besar. IKEA San Diego . Belajar dari pengalaman pebisnis lain dan mendengarkan nasihat dari pakarnya, bisa menjadi salah cara melanggengkan usaha.
Seorang ibu yang sudah lebih dari dua tahun menjalankan usaha toko kelontong dan mempunyai omzet puluhan juta rupiah, mengaku sulit memisahkan keuangan tokonya dengan keperluan keluarganya. Da kemudian menanyakan kepada pakar (konsultan bisnis), bagaimana seharusnya dia memisahkan kedua keuangan tadi.
Ada lagi cerita seorang pengusaha yang menjadi franchisee(terwaralaba). Di tengah perjalanan usahanya dia ingin menghentikan kerjasama waralaba tersebut karena ingin memakai merek sendiri. Dia pun berkonsultasi kepada sang pakar, bagaimana sebaiknya langkah yang harus ditempuh.
Begitulah, bisnis yang sudah terbangun dan dijalankan selama ini tidak selalu indah seperti yang dibayangkan. Tablet Computers . Terutamajika pebisnis baru saja memulai usaha. Dalam hitungan bulan, mungkin pebisnis pemula akan terheran-heran dan tidakmenerima dengan lapang dada kenyataan yang dihadapinya. Apalagi kalau dia sendiri tidak mengetahui karateristik bisnis yang dijalankannya. Kalau saja dia telah mengetahui karateristiknya, mungkin sang pengusaha itu akan tetap optimis menjalankan usahanya.
Ambil saja salah satu contoh bisnis yang paling sering atau umum dipilih oleh para pengusaha pemula, yaitu bisnis riitel atau perdagangan eceran. Kedengarannya simpel. Untuk berjualan, seseorang hanya perlu mempersiapkan tempat jualan dan produk, kemudian pembeli datang, usaha pun berjalan. Namun, prosesnya tidaklah segampang itu. Banyak tantangan yang akan ditemui pebisnis pada awal usaha. Cerita Ibu yang membuka toko kelontong tadi, jadi salah satu contohnya

Aug 7
Pertama kali membangun bisnis tak jarang pebisnis dipenuhi oleh perasaan tidak yakin dengan jalan yang akan dijalani. WordPress Hosting . Ketidakyakinan bahkan seringkali menyebabkan pasang surut keinginan dan upaya untuk mendirikan bisnis secara nyata.
Menurut data dari US Small Business Administration, lebih dari 50% bisnis atau usaha kecil gagal dalam tahun pertama, dan 95% gagal dalam lima tahun pertama. Content Management . Bagaimana dengan di sini (Indonesia)? Meski belum ada data pasti soal tersebut, bisa jadi angkanya sama dengan hasil studi US Small Business Administration tadi.
Brian Hazelgren, pengarang buku “Tactical Entrepreneur” berpendapat, bahwa seseorang yang membuka usaha haruslah mempunyai strategi yang solid untuk menangani aspek jangka pendek dari bisnisnya, tetapi juga menjaga fokus masa depan yang demi merencanakan perkembangan bisnisnya.
“Persiapkan semuanya dari awal, agar Anda dapat meraih suskes dan mempunyai landasan yang kuat untuk memulai operasi bisnis Anda,” papar Brian yang berpengalaman dalam bidang kewirausahaan ini.
Namun, kadangkala apa yang kita sudah siapkan ketika memulai bisnis, akan berbeda hasilnya ketika usaha sudah berjalan.Beberapa kasus usaha yang muncul dan sering menjadi pertanyaan mereka kepada para konsultan bisnis, menjadi contohnya (lihat di bagian lain liputan utama ini tentang anelat pertanyaan kasus usaha dan jawaban para pakar).(CG)
Berani mengambil risiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap risiko yang akan dimabil. Sebuah risiko yang diperhitungkan dengan baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Dan inilah yang membedakan seorang entrepreneur dengan manajer. Entrepreneur akan lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan dan manajer dibutuhkan dalam mengatur perusahaan yang telah maju.
Langkah penting lainnya adalah mencari nasihat dari pakamya ketika usaha yang dijalankan menghadapi masalah, tapi ikuti kata-kata kita sendiri. Entrepreneur selalu mencari nasihat dari berbagai pihak tapi keputusan akhir selalu ada ditangannya dan dapat diputuskan dengan indera keenamnya. Pada fase awal sebuah usaha, kepiawaian menjual merupakan kunci suksesnya. Dan kemampuan untuk memahami dan menguasai hubungan dengan pelanggan akan membantu mengambangkan usaha pada fase itu.
Selanjutnya adalah menumbuhkan ethos kerja keras. Dvd Reviews . Langkah ini sering dianggap sebagai mimpi kuno dan seharusnya diganti, tapi hard work and smart work tidaklah dapat dipisahkan lagi sekarang. Hampir semua kesuksesan butuh workaholics dilangkah awalnya. Entrepreneur sejati tidak pernah lepas dari kerjanya. Pada saat tidur pun otaknya bekerja dan berpikir akan bisnisnya.
Bertemanlah sebanyak banyaknya. High Risk Merchant Account . Pada harga dan kualitas yang sama, orang membeli dari temannya. Pada harga yang sedikit mahal, orang akan tetap membeli dari teman. Teman akan membantu mengembangkan usaha kita, memberi nasihat, membantu dan menolong pada masa sulit.
Jika mengalami kegagalan, hadapi kegagalan itu. Movie Posters Framed . Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk memperkuat dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita berwirausaha. Setiap usaha selalu akan mempunyai risiko kegagalan dan bila itu, bersiaplah dan hadapilah! JikaAnda sudah siap memulai usaha, lal<ukantah sekarangjuga. Putuskao dan kerjakan sekarang, karena besok bukanlah milik kita.(CG)

KEKAYAAN DAN KEBIJAKSANAAN HIDUP

Kekayaan dan Kebijaksanaan Hidup

Kekayaan dan Kebijaksanaan HidupCeramah Dhamma Oleh: Bhante Uttamo

Umat Buddha tidak boleh kaya? Kata siapa? memiliki kekayaan bukanlah pelanggaran sila. Hampir semua orang menggunakan uang sebagai salah satu motivasi untuk hidup. Tetapi apakah kekayaan materi merupakan harta satu-satunya yang perlu dikejar?

Coba renungkan apakah ada harta lain yang tidak ingin anda lepaskan? Saat anda ditodong dan diminta menyerahkan uang yang anda miliki mungkin anda akan lebih mudah memberikannya dibandingkan jika anda ditodong untuk menyerahkan harta lain tersebut.

Apakah harta lain tersebut? Bhante Uttamo dalam ceramahnya di kota Medan menjelaskan ada harta lain yang lebih berharga daripada kekayaan materi. Harta itu adalah harta keyakinan, harta kebijaksanana hidup.

kekayaan dan kebijaksanaan hidup merupakan sebuah kombinasi yang sangat ideal. Anda mempunyai kekayaan berlimpah dan memiliki kebijaksanaan hidup  merupakan harta terbesar yang dapat dimiliki oleh seseorang.

Apa yang dimaksud dengan harta keyakinan? Keyakinan dalam bahasa sehari-hari dapat dikatakan sebagai agama. Bagaimana agama dapat berperan sebagai harta? Bagaimana dikatakan harta tersebut lebih berharga daripada uang? Banyak orang yang tidak akan mau menukar keyakinannya dengan sejumlah kekayaan. Walaupun tidak dapat dipungkiri kenyataan dalam zaman yang serba mengagungkan materi ini, sudah mulai ada orang yang menukar keyakinannya dengan kekayaan materi.

Apakah anda pernah merasakan saat memiliki uang yang cukup namun tetap ada perasaan tidak bahagia yang menyusup dalam hati kecil anda? Apa yang hilang dalam hal ini yang menyebabkan timbul perasaan gelisah dan menderita tersebut?

Bhante Uttamo menjelaskan bagaimana harta keyakinan dapat memberikan rasa bahagia. Terdiri dari apa saja komponen harta keyakinan tersebut? Apa sesungguhnya dasar dari seseorang agar bisa dikatakan sebagai beragama Buddha? Bagaimana anda dapat mengembangkan kebiasaan Fang Shen ( melepas makhluk hidup yang akan dibuat mati agar tetap hidup) menjadi kebiasaan lain yang bermanfaat untuk sesama manusia?

Dengan gaya pembabaran Dhamma nya yang dibawakan secara khas. Silakan anda mendengarkan Khotbah Dhamma dari Bhante Uttamo yang dapat memberikan sebuah wawasan dalam hidup ini. Silakan klik tombol play dibawah ini, atau untuk para anggota dipersilakan untuk mendownloadnya. Untuk mendapatkan username dan password download anda cukup mendaftar sebagai anggota ceramahdhamma.com
Ceramah Dhamma Bhante Uttamo ‘Kekayaan dan Kebijaksanaan Hidup’

kebijaksanaan hidup

Kebijaksanaan Hidup

Yan Hui adalah murid kesayangan Confusius yang suka belajar, sifatnya   baik. Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia  melihat   satu toko kain sedang dikerumunin banyak orang. Dia   mendekat dan  mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.

Pembeli berteriak: “3×8 = 23, kenapa kamu bilang 24?”
Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: “Sobat, 3×8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi”

Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata:   ”Siapa minta pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius.
Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan.”
Yan Hui: “Baik, jika Confusius bilang kamu salah, bagaimana?”
Pembeli kain: “Kalau Confusius bilang saya salah,
kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?”
Yan Hui: “Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu.”
Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confusius.
Setelah Confusius tau duduk persoalannya, Confusius berkata kepada Yan Hui sambil tertawa: “3×8 = 23. Yan Hui, kamu kalah. Kasihkan  jabatanmu kepada dia.”

Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya. Ketika mendengar Confusius bilang dia salah,  diturunkannya topinya lalu dia berikan kepada pembeli kain.
Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.
Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confusius tapi hatinya tidak sependapat.
Dia merasa Confusius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya.

Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga. Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya. Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confusius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasehat : “Bila hujan lebat, janganlah berteduh dibawah pohon. Dan jangan membunuh.” Yan Hui bilang baiklah lalu berangkat pulang.

Di dalam perjalanan tiba2 angin kencang disertai petir, kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba2 ingat nasehat Confusius dan dalam hati berpikir untuk  menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Yan Hui terkejut, nasehat gurunya yang pertama sudah terbukti.

Apakah saya akan membunuh orang? Yan Hui tiba dirumahnya sudah larut malam dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya. Sesampai di depan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang disisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya. Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasehat Confusius, jangan membunuh. Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya.

Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confusius, berlutut dan berkata: “Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?” Confusius berkata: “Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon.

Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanm agar jangan membunuh”. Yan Hui berkata: “Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum.”

Confusius bilang: “Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga. Kamu   tidak ingin belajar lagi dariku.
Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3×8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu. Tapi jikalau guru bilang 3×8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu,  jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting?”

Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : “Guru mementingkan yang lebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu.” Sejak itu, kemanapun Confusius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.

Cerita ini mengingatkan kita: Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan kamu, apalah artinya. Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting. Banyak  hal ada kadar kepentingannya. Janganlah gara2 bertaruh mati2an untuk prinsip kebenaran itu, tapi akhirnya malah menyesal, sudahlah  terlambat.

Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan.
Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang.
Bersikeras melawan pelanggan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.
(Saat kita kasih sample barang lagi, kita akan mengerti)

Bersikeras melawan boss. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga.
(Bagaimana pun juga penilaian boss yang menentukan hasil evaluasi / conduite kita)

Bersikeras melawan bawahan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah  juga.
(Bisa-bisa kita kehilangan seorang “supporter”)

Bersikeras melawan isteri. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. hehehe..
(Isteri tidak mau menghiraukan kamu, semua harus “do it yourself”)

Bersikeras melawan teman. Kita menang, tapi sebenarnya kalah  juga.
(Bisa-bisa kita kehilangan seorang  teman). (sumber: unknown).

Hidup bijaksana, rendah hati dan terus belajar adalah rahasia keberhasilan seseorang. Kerendahan hati dan mengutamakan yang terpenting jauh lebih bermanfaat dari pada membela kemenangan sesaat yang merugikan.

MENGELOLA EMOSI SERTA KESABARAN

KIAT MENGELOLA EMOSI

Oleh Eko Jalu Santoso, Weblog: www.ekojalusantoso.com

2. Meningkatkan Kesabaran Hati

Memang terkadang tidak mudah untuk menahan amarah, apalagi kalau menemui
hal-hal yang pantas mengundang emosi amarah seseorang. Bagaimanapun dapat
dimengerti apabila seseorang mengalami kekesalan, kecemasan, sakit hati yang
dipicu oleh hal-hal yang mengundang emosi ini. Tetapi sangat tidak
dibenarkan mengekpresikan rasa marah dengan cara agresif dan merugikan orang
lain. Diperlukan kesabaran hati agar mampu mengontrol diri untuk tidak
melampiaskan emosi kemarahan membabi buta.

Melatih kesabaran diri mengendalikan emosi amarah terkadang membutuhkan pula
kesabaran waktu yang cukup panjang. Tidak cukup dengan satu atau dua kali
ujian. Diperlukan latihan yang terus menerus dan berkelanjutan. Meski
demikian bagi mereka yang memiliki kebijaksanaan hati, tidak akan mengeluh
karena panjangnya waktu yang harus dilalui. Dia juga tidak merasa bosan
karena cobaan yang datang tindih-bertindih. Kesabaran seperti itu pula yang
harus ada pada setiap orang yang ingin menjadi pemenang dalam kehidupan ini.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Melatih kesabaran hati sangat berhubungan erat dengan suasana hati
seseorang. Menurut Richard Wenzlaff, ahli psikologi dari University of
Texas, mengalihkan suasana hati agar menjadi positif dapat dilakukan dengan
melakukan selingan yang positif seperti menonton peristiwa olahraga yang
dinanti-nanti, film komedi atau dengan membaca buku-buku bacaan ringan.

Melatih kesabaran hati selain menyangkut dimensi emosional seseorang, juga
sangat berhubungan dengan dimensi spiritual seseorang. Manusia yang memiliki
orientasi pada nilai-nilai spiritualiasme yang bersumber dari hati nurani,
maka ketika terjadi rangsangan-rangsangan pada emosinya, emosinya akan tetap
tenang dan terkendali. Karena aspek mentalnya telah diperkuat oleh
nilai-nilai spiritualnya.. Suara hati "Illahiah" dalam dimensi spiritual
akan menjadi pembimbing untuk bereaksi normal terhadap rangsangan emosi yang
dating.

Melatih kesabaran hati terus menerus sangat penting dalam pengendalian
emosi. Kesabaran hati dalam pengertian mampu menerima keadaan, memahami
situasi dan dapat mengendalikan emosi dan amarah sehingga tidak sampai
bertingkah aneh dan melampuai batas. Kesabaran hati adalah akar dari rahasia
kebijaksanaan hidup. Kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai persoalan,
betapa pun beratnya dan tetap selalu menebarkan cinta dan kasih sayang.

3. Memaafkan Dan Membalas Dengan Kebaikan
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Dikisahkan bahwa Nabi Isa as pernah dihina, namun ia tetap senyum, tenang,
dan mantap, tidak sedikitpun ia menjawab atau membalas dengan kata-kata
kotor mengiris tajam seperti yang diucapkan si penghinanya. Ketika ditanya
oleh sahabat-sahabatnya, "Ya Rabi (Guru), kenapa engkau tidak menjawab
dengan kata-kata yang sama ketika engkau dihina, malah Baginda menjawab
dengan kebaikan ?" Nabi Isa as, menjawab : "Karena setiap orang akan
menafkahkan apa yang dimilikinya. Kalau kita memiliki keburukan, maka yang
kita nafkahkan adalah keburukan, kalau yang kita miliki kemuliaan, maka yang
kita nafkahkan juga kata-kata yang mulia."

Percayalah, makin mudah kita tersinggung, apalagi hanya dengan hal-hal yang
kecil, akan makin sengsara hidup ini dikuasai oleh emosi amarah. Padahal,
sebenarnya kita dapat menjadikan orang-orang yang menyakiti kita sebagai
ladang amal. Maka berusahalah membalas kebenciaan seseorang dengan
memaafkannya dan membalasnya dengan kebaikan. Membalas emosi kemarahan yang
datang dengan memaafkan.

Kalau ada kebenciaan yang datang, ada yang menghina, ada yang menyakiti
kita, sebaiknya kita bisa memaafkannya, tidak membalas dengan emosi, tetpai
membalas dengan kebaikan. Mungkin hal ini muah disampaikan tetapi sulit
dilakukan. Namun kalau mau berusaha mendengarkan suara hati terdalam, pasti
akan diberikan bimbingan untuk memaafkan, membalas dengan kebaikan.

Kalau ada seseorang yang memancing kemarahan, seandainya dia masih muda,
anggap saja mungkin dia belum tahu bagaimana bersikap kepada yang tua, kalau
dia sudah tua anggap saja sedang khilaf, sehingga kita tidak perlu ikut
emosi dan dapat memaafkannya. Yang penting jangan tersinggung, lebih baik
membalasnya dengan kebaikan. Yang pasti makin kita mudah memaafkan, makin
kita berhati lapang, makin bisa memahami orang lain, maka akan makin aman
dan tenteramlah hidup kita ini.

4. Berdamai Dengan Diri Sendiri
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Berdamai dengan diri sendiri adalah cara bijaksana dalam mengendalikan emosi
amarah. Setiap orang yang mencintai dirinya sendiri, pada akhirnya akan
memaafkan kesalahan dan kekurangan diri sendiri. Itulah yang saya maksudkan
dengan berdamai dengan diri sendiri. Mampu mencintai diri sendiri dan
memenuhi hati dengan cinta dan kasih sayang.

Berdamai dengan diri sendiri artinya memahami setiap keadaan yang datang,
tidak menyalahkan orang lain, dapat menerima sesuatu yang menimpa diri kita
dengan lapang. Hidup tidak jarang dipenuhi dengan peristiwa-peristiwa yang
membuat emosi tergerak seperti frustrasi, depresi, rasa sakit hati,
bersedih, bahagia dan hal-hal yang tidak dapat diramalkan. Kalau kita mampu
berdamai dengan keadaan, berdamai dengan diri sendiri, maka hati akan
menjadi lebih lapang. Memiliki hati yang lapang menjadikan kesabaran dan
kemampuan mengendalikan emosi kemarahan.

Mungkin kita tidak dapat mengontrol setiap kejadian yang datang, tetapi kita
dapat mengontrol bagaimana kejadian-kejadian tersebut dapat mempengaruhi
kita. Menyuburkan benih-benih cinta, berbagi cinta dengan sesama,
meningkatkan kesabaran dalam hati, mudah memaafkan, membalas dengan kebaikan
dan mampu berdamai dengan diri sendiri merupakan sarana mengendalikan emosi.
Emosi yang terkendali menjauhkan diri dari tindakan agresif yang dapat
merugikan diri sendiri dan orang lain.

Inilah aspek-aspek penting yang ada dalam diri manusia, yang menjadikan
mereka mampu menumbuhkan energi spiritual dalam menghadapi kehidupan. Mereka
mampu mempengaruhi orang lain, dan akhirnya membuat orang lain menghargai
kepribadian mereka. Karakter perilaku seperti inilah kalau terus dilakukan
menjadi kebiasaan dapat melahirkan perilaku yang bijaksana. Perilaku yang
meninggikan kemuliaan hidup kita dihadapan orang lain dan dihadapan Tuhan,
serta menjadikan kehidupan penuh potensi dan keagungan.

Sumber: Emosi & Inti Rahasia Kebijkasanaan Oleh Eko Jalu Santoso, Penulis
Buku "The Art of Life Revolution", Penerbit Elex Media Komputindo, Founder
Motivasi Nurani Indonesia.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/