Jumat, 08 Juni 2012

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)


SEKOLAH                : SMA NEGERI 1 PONDIDAHA


MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia


KELAS                      : X


SEMESTER               : 1

A. STANDAR KOMPETENSI :
Berbicara :  2 .Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan berkenalan, berdiskusi, dan bercerita.


B. KOMPETENSI DASAR :
2.1  Memperkenalkan diri dan orang lain di da¬lam forum resmi dengan intonasi yang tepat.


C. MATERI PEMBELAJARAN :
    Contoh kalimat untuk memperkenalkan diri dan orang lain di dalam forum resmi
      • penggunaan sapaan
      • penggunaan diksi
      • penggunaan struktur kalimat


D. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :
noIndikator Pencapaian Kompetensi Nilai Budaya Dan Karakter bangsa kewirausahaan hambatan
pertamaMengucapkan kalimat perkenalanBersahabat/ komunikatif
keduaMenggunakan diksi (pilihan kata) yang tepat
Tanggung Jawab
ketigaMenanggapi kekurangan yang terdapat pada pengucapan kalimat perkenalan oleh temanKepemimpinan
keempatMemperbaiki pengucapan kalimat yang kurang sesuai

E. TUJUAN PEMBELAJARAN* :
Siswa dapat:
• Mengucapkan kalimat perkenalan (misalnya, sebagai moderator atau pembawa acara resmi atau tidak     resmi) dengan lancar dan intonasi yang tidak monoton
• Menggunakan diksi (pilihan kata)  yang tepat dan sesuai dengan kondisi.
• Menanggapi kekurangan yang terdapat pada pengucapan kalimat perkenalan oleh teman
• Memerbaiki pengucapan kalimat yang kurang sesuai

F. METODE PEMBELAJARAN :
1. Penugasan
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Unjuk kerja
5. Ceramah
6. Demonstrasi


G. STRATEGI PEMBELAJARAN
  :

Tatap MukaTerstruktur   Mandiri
• Mengucapkan kalimat perkenalan dengan lancar dan intonasi yang tidak monoton



• misalnya, sebagai moderator atau pembawa acara resmi atau tidak resmi


• Siswa dapat Memperkenalkan   diri dan orang lain di da¬lam forum resmi dengan intonasi yang tepat.




H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :



No. Kegiatan Belajar Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
1. Kegiatan Awal :
  - Guru menjelaskan Tujuan Pembelajaran hari ini. Bersahabat/ komunikatif




2. Kegiatan Inti :-

- Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:

- Mengamati moderator atau pembawa acara dalam diskusi atau suatu kegiatan langsung atau tak langsung    langsung (dilakukan di rumah, di kelas, atau di luar kelas)
? Elaborasi
-Dalam kegiatan elaborasi:

? Berperan sebagai moderator atau pembawa acara  untuk memperkenalkan diri sendiri dan pembicara dalam diskusi.
? Menanggapi kekurangan pada pengucapan kalimat perkenalan yang dilakukan oleh teman
? Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
? Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
? Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. Tanggung jawab


3. Kegiatan Akhir :
- Refleksi
- Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
- Penugasan Bersahabat/ komunikatif




I. ALOKASI WAKTU :
4 x 40 menit


J. SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN :
• Buku teks yang terkait
• Buku pendamping : (1) LKS : Tim. Bahasa Indonesia SMA X. Sukoharjo: Pustaka Firdaus.
• Buku pendamping: (2) Syamsuddin A.R. Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia Kelas X. Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2006.
• Media cetak/ elektronik/CD
• Tuturan langsung


K. PENILAIAN :
Jenis Tagihan:
? Tugas individu
? Ulangan
Bentuk Instrumen:
? Uraian bebas
? Pilihan ganda
? Jawaban singkat
Mengetahui, 2011
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran


NIP.   NIP.

Jumat, 01 Juni 2012

MEMBENTUK KARAKTER ANAK( AGAR SUKSES(

Membentuk karakter anak agar menjadi orang yang sukses

agar-anak-suksesOrang yang sukses di bidangnya, memiliki salah satu karakter yang sama yakni mereka tidak suka menunda dan cepat dalam mengerjakan sesuatu termasuk cepat dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan.

Bagi anda yang punya anak, anda bisa memulai membentuk karakter dasar bagi anak anda dengan membuat suatu kebiasaan-kebiasaan sederhana yang menuntun mereka kelak menjadi orang sukses. Bagaimana itu?

Mulai dari hal yang kecil

Ketika anak kami belajar makan sendiri, kami membiarkan dirinya untuk makan dengan waktu yang cukup lama. Dulunya disuapin sekarang menyendok sendiri tentu membutuhkan penyesuaian dan waktu yang lebih panjang.

Setelah cukup lancar, sekarang si kecil yang sudah TK B ini mulai ‘mengenal’ target lamanya makan. Tujuan kami adalah membiasakan dia untuk mengerjakan segala sesuatu dengan fokus, cepat dan benar.

    Lepas benar atau tidak, kami sering melihat orang yang terbiasa makan dengan waktu yang cukup lama maka untuk pekerjaan yang lain dia akan cenderung memakan waktu yang lama juga.

Seperti kata buku (lupa baca dimana), bila ingin lebih sukses cobalah berjalan lebih cepat 25% dari sekarang.

Bila anda praktekkan hal ini dan si kecil merasakan bahwa ini adalah suatu pemaksaaan dan ada resisten atau tolakan dari mereka, itu hal yang wajar. Jangan marah, sadari juga… kalau anda sendiri keluar dari kebiasaan yang ‘nyaman’ sekarang, tentu anda juga merasa tidak enak kan?

Kata buku lagi: “Bila ingin madunya, jangan tendang sarang lebahnya” :)

Untuk setiap pencapaian waktu makan yang cepat selalu berikan pujian, sehingga anak anda akan lebih bersemangat dan merasakan bahwa perjuangannya mendapatkan perhatian dari anda, papa dan mama.

Di awal dan akhir sebelum dia makan, kami selalu mengatakan: “Makan, mandi, belajar dan kerja PR itu tugasmu sendiri. Kerjakan segala sesuatu dengan cepat dan benar. Ntar yang pintar dan dipuji ama guru kan kamu sendiri, ya kan?”

Ini penting agar terekam dalam pikirannya bahwa ini adalah tugasnya dan buat kepentingan dia sendiri, kami satukan dengan bahasa cintanya (bahasa cinta anak kami adalah suka dipuji)

Kami melihat proses yang positif dari semua ini karena itulah papa dan mama disini ingin berbagi tips untuk anda semua, entah untuk anak atau keponakan anda.

Awal mulanya memang ‘dipaksa’ hingga hal tersebut menjadi ‘kebiasaan’ dan dari kebiasaan tersebut kelak bisa menjadi karakter yang melekat. Dan taukah anda kalau anda adalah pembimbing, mentor, motivator dan pelatih yang terbaik buat anak?

Mari kita lakukan dengan segenap hati, kesabaran dan pikiran buat sang buah hati.

5 cara menjadi guru kreatif



5 cara menjadi guru yang kreatif
31 Maret 2009

Pak Agus, met ketemu lagi pertemuan kita di pelatihan guru kreatif di semarang,  masih ada yang kurang maka saya tanyakan kepada bapak, guru kreatif itu guru yang bagaimana ? sementara dengan program sekolah gratis berdampak pada sekolah kurang kreatif yang mengimbas pada gurunya, mohon pak agus kami beri solusinya, trim

Surat dari bapak Agus Suyono di Semarang yang dikirim melalui surat elektronik.

Bagaimana cara menjadi guru kreatif? wah ini baru pertanyaan yang seru. Dikarenakan sejak blog ini dibuat tidak ada satu artikel pun yang mengarah langsung kesana. Hal yang saya lakukan adalah banyak-banyak menulis artikel tentang metode pembelajaran tanpa memberi cap pembelajaran kreatif.

Tetapi membaca pertanyaan pak Agus Suyono di atas seperti menyadarkan saya bahwa menjadi guru kreatif bukannya sekedar membuat anak senang dan enjoy oleh permainan (games) yang seru, segar dan lucu selama pembelajaran berlangsung. Tapi juga selayaknya guru mencari metode pembelajaran yang bermakna dan membuat anak bisa semakin mengerti apa yang guru ajarkan dikelas

Dalam artikel ini akan saya tuliskan, kondisi apa saja yang membuat guru bisa menjadi kreatif bahkan tanpa harus menggunakan metode pembelajaran yang terbaru. Sumber saya dapatkan dari www.edutopia.com

Guru menciptakan susasana kelas yang aman dan nyaman secara emosional dan intelektual

Terkadang siswa punya banyak pertanyaan dibenaknya, tetapi ada semacam perasaan malu dan takut, dikira bodoh jika melontarkan pertanyaan. Sebagai guru, kerja keras kita salah satunya adalam menciptakan kelas yang memberik keamanan secara emosional bagi siswa. Memang agar menjadi siswa yang percaya diri mereka perlu mengambil resiko, tetapi di lingkungan yang tidak mendukung kenyamanan secara emosional, siswa akan berpikir 1000 kali untuk mau bertanya dan berpendapat.

Anda juga bisa membuat peraturan kelas yang isinya antara lain ‘Tidak boleh merendahkan atau meremehkan pendapat orang lain’ Jangan lupa anda juga memberi contoh dahulu kepada siswa untuk mengucapkan terima kasih dan menhargai untuk setiap pertanyaan, atau pendapat dari siswa anda. Jika ini terjadi dikelas anda dijamin kelas akan berubah menjadi kelas yang setiap individu didalamnya salaing mendukung dan mudah untuk berkolaborasi dalam berpengetahuan.

Tidak hanya sampai disitu saja, kelas yang membuat guru menjadi guru kreatif semestinya juga aman secara intelektual. Siswa bisa mandiri dan mengerti dimana letak alat tulis, dikarenakan semua hal dikelas sudah disiapkan dengan rapih dan terorganisir. Siswa tahu apa yang harus dikerjakan dikarenakan intruksi penugasan yang jelas oleh guru. Tidak hanya jelas tetapi juga menantang dengan demikian siswa bisa mengekpresikan kemampuannya dalam mengerjakan tugas yang guru berikan.

Guru mengukur dengan hati, seberapa besar keterlibatan (engagement) siswa dalam tugas yang ia berikan.

Saya jadi ingat sebuah pertanyaan yang bersifat reflektif mengenai cara kita mengajar dan membelajarkan siswa. Pertanyaan nya begini “Jika saya adalah murid saya sekarang, seberapa senang saya diajar oleh guru seperti saya? “

Seorang guru yang ahli mampu menciptakan suasana kelas yang aktif dalam pembelajaran di kelas yang diajarnya dalam presentasi keterlibatan yang penuh alias 100 persen. Artinya, misalkan seorang guru mengajar selama 40 menit, maka selama 40 menit itu pulalah, siswa belajar dengan aktif dan terlibat penuh dalam pembelajaran.

Tentu tidak dalam semalam semua guru bisa 100 persen menciptakan kelas yang aktif. Namun membutuhkan latihan dan  latihan. Tetapi jalan kesana akan lebih cepat apabila kita mau jujur bertanya pada diri sendiri “Seberapa besar siswa aktif atau terlibat penuh dalam pembelajaran yang saya lakukan?”.

5 menit terakhir yang menentukan

Jadikan 5 menit terakhir pembelajaran anda untuk merangkum, berbagi atau berefleksi mengenai hal yang siswa sudah lakukan selama pembelajaran.

Bagilah menjadi dua pertanyaan besar, misalnya bagian mana yang paling berat dilakukan dan susah dimengerti. Pertanyaan selanjutnya, pengetahuan baru apa yang kamu dapatkan hari ini? Dengan demikian membuat siswa berdialog dengan dirinya sendiri mengenai proses belajar yang telah dilakukannya.

Guru menciptakan budaya menjelaskan, bukan budaya asal menjawab dengan betul.

Ciri-ciri sebuah pertanyaan yang baik adalah pertanyaannya hanya satu tetapi mempunyai jawaban yang banyak. Bandingkan dengan jenis pertanyaan yang hanya mempunyai satu jawaban. Hal yang terjadi siswa akan berlomba menjawab dengan benar dengan segala cara. Termasuk mencontek misalnya.

Sebagai guru budayakan pola perdebatan atau percakapan akademis di kelas kita. Saat mendengarkan rekan mereka berbicara dan berargumen, mereka akan belajar memilih dan membandingkan pendekatan atau cara yang orang lain lakukan untuk menjawab sebuah masalah yang guru berikan.

Sebagai guru saat memberikan soal berikanlah siswa beberapa peluang kemungkinandalam menjawab sebuah soal. Misalnya soal yang bapak berikan ini punya tiga alternative, bisa kah kamu menemukan ketiga-tiganya?

Guru mengajarkan kesadaran siswa dalam memandang sebuah pengetahuan.

Saat membelajarkan siswa, dikarenakan keterbatasan kita, terkedang kita sudah membuat mereka menebak atau mengarang-ngarang sebuah jawaban demi mendapatkan hasil yang benar. Hal ini siswa lakukan secara sadar atau tidak sadar. Untuk itu mari kita letakkan gambar dibawah ini disamping soal yang kita berikan kepada siswa di kertas soal.

Dengan demikian sebagai guru kita menjadi tahu saat siswa menjawab soal dengan salah tapi dengan keyakinan (for sure) atau menjawab soal dengan benar tapi dengan tidak yakin (confused). Menarik bukan ?

BAGAIMANA MEMAJANG HASIL KARYA SISWA(GURU KREATIF)

Kreatif
Guru Profesional dan Kreatif adalah Agen Perubahan Bangsa

Jika anda guru yang perduli dengan cara untuk memotivasi siswa agar punya standar yang baik dalam proses belajarnya, silahkan cermati tips dibawah ini, Tips ini menjadi bagian dari workshop mengenai display yang saya bawakan di Sekolah Mentari Arridho Pulo Gebang Jakarta Timur. Silahkan menikmati juga rancangan display yang dibuat oleh guru dari berbagai macam tingkatan yang serius mengikuti workshop display ini;

    Gunakan waktu luang siswa untuk membantu anda membuat display atau pajangan di kelas. Ini mungkin tidak berlaku bagi kelas rendah yang berbahaya jika memegang gunting dan alat display lainnya, tapi untuk kelas besar mengapa tidak? Libatkan mereka saat membuat pajangan dikelas. Jadi jika siswa di kelas anda sudah selesai mengerjakan tugas minta ia menggunting dan melakukan pekerjaan menghias untuk kelas anda. Jika tidak terpakai langsung, silahkan gunakan amplop untuk menyimpan sehingga bisa digunakan pada papan pajangan kelas di tema berikutnya.
    Pelatihan display untuk guru sekolah Arridho Jaktim2

    Rancangan display yang ditujukan untuk pembelajaran imu sosial (IPS) mengenai pulau Jawa. Sebagai latar belakang guru menggambar peta pulau Jawa dengan pembesaraan dibantu dengan alat OHP. Perhatikan sudut-sudut display yang dihiasi oleh gambar tempat-tempat bersejarah di pulau Jawa.

    Daripada berulang kali mengingatkan siswa untuk mengoreksi kesalahan yang sama, buat tampilan display yang menjelaskan kesalahan dan prosedur yang benar seperti yang anda harapkan.

    Jika ada libur yang cukup lama misalnya di awal tahun, tutupilah hiasan kelas yang ada dengan koran. Ini untuk membuat warna-warna kertas tidak menjadi buram dan tidak bagus untuk dipandang. Apalagi jika kelas anda mempunyai jendela yang banyak dan berlimpah sinar matahari.
    Pelatihan display untuk guru sekolah Arridho Jaktim3

    Inilah karya para guru Iqra, sebuah paduan yang menarik dari nilai agama dan seni. Untuk display mengenai rukun Islam mereka menjadikan benda di luar angkasa sebagai latar. Usul saya jika display seperti ini di cetak dengan serius, bisa dijadikan display wajib di setiap kelas.
    Pelatihan display untuk guru sekolah Arridho Jaktim4

    Guru-guru kelas 3 tidak mau kalah mereka meminta siswa untuk menggambar silsilah keluarga mereka di lembar kerja lalu dengan latar belakang yang gelap menjadikan lembar kerja terlihat jelas. Perhatikan juga penggunaan pembatas display yang terbuat dari jalinan miniatur orang yang bersatu.

    Jika papan hiasan kelas anda terbuat dari papan, pastikan tutup papan tersebut dengan kertas terlebih dahulu baru kemudian letakkan hasil karya siswa. Jika papannya terbuat dari triplek yang keras gunakan selotip 2 muka alias bolak balik, atau selotip biasa saja dengan ukuran besar untuk kemudian di sambung hingga membentuk semua sisi yang memiliki daya rekat. Kertas yang digunakan untuk menutup papan bisa merupakan kertas baru atau kertas bekas yang digunakan kembali.

    Jika papan yang digunakan adalah papan yang terbuat dari serbuk gergaji yang dipadatkan, gunakan stepler gun untuk menempelkan keras penutup di papan dasarnya.

    Buatlah hiasan yang menarik untuk pinggiran papan pajangan. Bisa gunakan jertas yang digunting dengan membentuk pola, atau daun kering dan ranting pohon kecil sesuai dengan tema karya siswa anda.

    Gunakan judul yang bisa dilihat dari jauh dan jenis huruf yang tidak neko-neko. Artinya gunakan jenis huruf yang biasa saja dan gampang dibaca. Walaupun bagus huruf yang melingkar-lingkar apalagi dalam ukuran yang kecil akan mengaburkan makna.

    Ingat tidak semua papan hiasan di kelas harus penuh dengan dekorasi. Jika ini yang anda pikirkan maka sepertinya tugas anda tidak akan selesai-selesai. Bagilah menjadi 2 bagian pajangan hiasan yang sesuai dengan tema di pelajaran kelas dan pajangan yang sifatnya meneguhkan prosedur, daftar rutinitas atau peraturan di kelas. Untuk yang terakhir, silahkan anda menghias seperlunya saja. Bahkan untuk menempel artikel koran, majalah atau buku, ide-ide yang sifatnya up to date, kartun karya siswa yang lucu-lucu anda boleh menggunakan papan kosong saja.
    Pelatihan display untuk guru sekolah Arridho Jaktim5

    Display bagi kelas play group dan TKA, gambar buah-buahan yang dikerjakan oleh siswa diletakkan dengan latar belakang berbentuk keranjang buah.

    Hampir semua software komputer bisa digunakan untuk membuat pajangan di kelas jika anda mau silahkan gunaka Ms Publisher untuk membuat banner untuk judul yang besar.
    Pelatihan display untuk guru sekolah Arridho Jaktim6

    Kelompok guru yang mengerjakan rancangan display ini menjadikan kertas krep sebagai andalam dalam emmbuat latar belakang yang membentuk menjadi tirai. Sebuah upaya yang serius dalam menjadikan display sebagai hal yang menarik di kelas. Cocoknya display ini digunakan untuk menempel topik yang diajarkan di kelas dalam waktu cukup lama. Mengingat pengerjaan display ini yang memakan waktu.

    Daripada menggunakan printer warna untuk mencetak pajangan kelas yang besar, silahkan gunakan OHP untuk menyorot gambar yang anda inginkan dari jauh hingga anda bisa lengsung mengikuti atau menjiplaknya, untuk warnanya, silahkan bersama-sama dengan siswa mewarnai.

    Papan pajangan kelas tidak hanya berisi karya siswa, bisa saja anda muat konsep-konsep yang perlu siswa ketahui dan bisa menjadi bahan atau alat bantu mengajar dikelas.
    Pelatihan display untuk guru sekolah Arridho Jaktim7

    Tangan-tangan yang melambai, melambangkan peran serta siswa sebagai anggota komunitas. Jika ingin rancangan ini diwujudkan siswa memerlukan untk mencetak sendiri tanganya dan menuliskan hal apa yang menurut mereka dipersyaratkan sebagai anggota komunitas yang baik

    Bosan dengan papan display 2 dimensi? silahkan mencoba dengan papan display 3 dimensi. Benda-benda seperti bulu, bunga kering , daun kering, kain perca, topeng, topi, kostum, manik-manik dan sebagainya semuanya dapat dimasukkan ke dalam papan buletin Anda.  Silahkan juga bereksplorasi mengggunakan  menggunakan beberapa tekstur untuk membuat papan pengumuman lebih menarik.

    Taruhlah  pertanyaan harian, teka-teki, atau teka-teki bagi siswa untuk dieksplorasi ketika mereka memasuki ruangan yang berhubungan dengan topik yang akan dipelajari hari itu. ini akan membuat siswa terlibat dan membuat papan hisa anda di kelas menjadi interaktif, untuk jawaban dari pertanyaan yang anda ajukan silahkan anda letakkan dikantong atau tutupi dengan kain atau kertas.

    Gantung jemuran di salah satu dinding ruangan Anda, sampirkan siswa ‘kertas ke baris dengan jemuran

    Untuk bahan pembatas papan hias anda silahkah gunakan bahan dan ide-ide kreatif untuk dimasukkan ke dalam batas yang unik. kain, permainan potongan, sutra bunga, pita, daun, kartu ucapan, atau foto-foto semua bisa dimasukkan sebagai batas papan hiasan.

    Sebuah papan hiasan bukan sekedar pajangan, artinya silahkan gunakan juga sebagai alat pembelajaran dan sarana memotivasi siswa

Langkah Mudah Mempromosikan Sekolah Anda

Guru Profesional dan Kreatif adalah Agen Perubahan Bangsa

Langkah mudah mempromosikan sekolah anda
5 Desember 2007

Apabila anda bekerja dan mengabdi pada sekolah negeri atau pemerintah, beruntunglah anda karena tidak dipusingkan oleh kewajiban berpromosi untuk menjaring siswa. Siswa akan datang sendiri pada tanggal yang sudah ditentukan di setiap awal tahun ajaran. Tidak perlu pusing mengenai berapa bangku yang kosong atau terisi, karena pembiayaan sekolah berasal dari pemerintah, bukan dari berapa banyak siswa yang masuk dan mendaftar. Tanpa berusaha keras menjaring siswa , beberapa sekolah dasar negeri di Jakarta bahkan sampai menolak siswa karena bangku sudah penuh terisi.

Beda halnya dengan sekolah swasta, sepanjang tahun sekolah berupaya terus menjaring dan mempertahankan siswa. Ini dikarenakan sumber pembiayaan sekolah swasta yang berasal dari kantung sendiri alias tanpa subsidi dari pihak lain. Banyak dan sedikitnya siswa di sekolah tersebut akan mempengaruhi kemampuan keuangan sekolah dalam membayar gaji guru, melengkapi fasilitas hingga membeli sumber belajar bagi siswa.

Ibaratnya memasarkan sebuah produk, sebuah sekolah perlu juga memakai prinsip pemasaran dalam menjaring orang tua siswa agar mau menyekolahkan putra-putrinya.

Berikut ini prinsip yang penting bagi pemasaran sebuah sekolah

1. Lakukan riset bersama seluruh komponen sekolah

Saat ini banyak sekolah swasta yang berada di komplek perumahan, apabila sekolah anda juga begitu, lakukan lah riset sederhana mengenai sekolah lain yang ada di sekitar anda. Hal yang layak dijadikan perbandingan adalah kelebihan dan kekurangan sekolah anda bila dibandingkan dengan sekolah disekitar dalam hal :

    berapakah uang sekolah, termasuk elemen uang sekolahnya terdiri dari apa saja.
    kualitas guru, pendidikannya serta dari universitas mana saja, sudahkan dites TOEFL nya bila sekolah itu adalah sekolah bilingual.
    fasilitas pendukung, jemputan siswa dan lain-lain
    tempat bermain,berbahaya atau tidak, serta keluasannya
    sumber belajar, tersedia lengkap atau tidak
    program pengajaran dua bahasa (bilingual), apakah benar-benar diterapkan
    penghantaran materi keagamaan, inklusif atau tidak, apakah siswa diajarkan menerima perbedaan atau tidak.
    mutu kelulusan.
    keamanan siswa selama di sekolah
    pengelolaan keuangan sekolah
    perencanaan ke depan

Apabila merujuk dari daftar di atas banyak sekali hal yang butuh dicermati. Untuk itu bentuklah tim kecil atau beberapa fokus grup di sekolah anda (terdiri dari guru, orang tua siswa, administrator serta kepala sekolah) untuk menganalisa isu-isu tersebut. Anda sebagai pengelola sekolah bisa juga datang melakukan kunjungan ke sekolah sekitar anda saat acara ‘Open Day’ atau ‘Open house’ di sekolah lain. Karena pada saat itu siapapun boleh datang melihat.

2. Strategi

Setelah semua fokus grup sudah memberikan paparannya mengenai hal apa saja yang menjadikan kelemahan dan kelebihan sekolah lain dan sekolah kita, mulailah untuk melalui tahap strategi. Selalu lah menghitung kisaran anggaran yang dibutuhkan untuk strategi berikut. Pilih strategi yang seusai dengan kemampuan anggaran sekolah anda. Adapun strategi yang bisa dilakukan adalah:

    menyebar brosur di komplek perumahan, atau memasang spanduk di tempat yang strategis. Hubungi pihak pengelola tempat untuk pemasangan. Jangan lupa spanduk dan brosur dibuat dengan desain yang menarik, libatkan guru TIK dalam hal ini untuk merancang.
    pameran di mall atau tempat perbelanjaan pada akhir minggu (weekend) , bawa dan sertakan hasil karya siswa serta. Karya siswa akan leibh berbicara dibanding program promosi yang banyak dan bahasanya kadang tidak akrab di telinga calon orang tua. Libatkan guru untuk menjaga dan menjadi garda depan dalam menjelaskan program pada orang tua siswa. Staff administrasi hanya menemani guru di pameran untuk menjawab masalah keuangan. Brosur dan penjelasan mengenai sekolah juga bisa disebar pada kesempatan ini. Tipe strategi ini mempunyai biaya yang lumayan mahal. Dikarenakan kita harus menyewa tempat dan membayar guru serta staf administrasi yang terlibat.
    Bekerja sama dengan taman kanak-kanak disekitar sekolah yang dianggap potensial untuk melakukan ‘program sekolah sehari’ di sekolah dasar anda.
    Menyelenggarakan Open day atau open house yang membolehkan calon siswa serta orang tuanya untuk datang dan melihat-lihat. Jangan lupa kepala sekolah berpresentasi dalam event ini menjelaskan program dan berinteraksi dengan calon orang tua siswa. Program belajar pada hari tersebut semua dibuat menarik.
    Adakan lomba olahraga atau kreativitas di sekolah kita, undang Taman kanak-kanak yang ada di lingkungan sekolah dasar kita. Biasanya orang tua siswa TK senang sekali menemani anaknya berlomba. Di saat tersebut mereka akan mengamati cara guru-guru kita berinteraksi dengan siswa serta penyelenggaraan event yang profesional akan membuat orang tua yakin dengan sekolah kita.
    Komunikasi lewat media. Sekarang dengan mudah kita temukan media kawasan atau komunitas (sebuah media yang mengkhususkan diri pada sebuah kawasan atau komunitas) biasanya media ini gratis bagi pembacanya. Jadi undang mereka untuk datang dan meliput. Website dan Blog juga bisa dijadikan sarana untuk berpromosi. Dalam hal ini blog yang paling efisien namun terbatas dalam muatan isinya. Silahkan klik disini untuk melihat salah satu contoh blog yang digunakan sebagai sarana komunikasi dan promosi.

Apabila sekolah anda setuju untuk melaksanakan beberapa strategi diatas, mulailah hitung anggaran serta kapan waktu yang tepat. Biasanya bulan Oktober sampai Februari adalah masa-masa orang tua murid mulai mencari sekolah yang tepat bagi putra-putri nya.

Jangan lupa menerka seberapa banyak keefektifan dari strategi diatas bagi sekolah anda. Terkadang ada strategi yang berbiaya murah tapi malah sangat mengena dalam menjaring siswa.

3. Evaluasi program promosi

Ajukanlah pertanyaan berikut in untuk mengevaluasi program promosi sekolah anda

    Strategi apa yang berhasil
    Strategi mana yang tidak berhasil.
    Mengapa strategi tersebut tidak membawa hasil.
    Apa yang bisa dilakukan selanjutnya menyikapi hal ini.
    Kejutan apa yang didapat dengan strategi-srategi tersebut.

Akhirnya sebuah promosi sekolah yang berhasil tidak akan dapat terjadi tanpa peran serta guru yang professional dan kreatif. Ambil contoh misalnya saat menjelaskan program pada orang tua, hanya guru yang percaya diri lah yang bisa tampil dengan baik dan mau mendengar. Dengan demikian pelatihan guru yang terus menerus untuk menjadi seorang guru yang professional sangat dibutuhkan.

Walaupun apabila sebuah sekolah sudah menjadi besar dan lengkap kelengkapan biro administrasinya maka urusan promosi sekolah akan ditangani oleh bagian tersendiri.

MENJADI GURU FROPESIONAL MELALUI SPRITUAL LEARNING

Menjadi Guru Profesional Melalui Spiritual Learning

Menurut Dr. H. Khoiruddin Basyori. Ada dua pola pikir dasar yang harus diketahui oleh guru agar menjadi guru profesional dengan cara spiritual learning. Pertama berpikir dipermukaan, biasanya berikir permukaan hanya mencari data, kedua berpikir secara mendalam, yaitu berpikir untuk mencari makna pada setiap peristiwa.

Spiritual itu, sama dengan berpikir yang mendalam. Jadi, kita hanya perlu membiasakan berpikir secara mendalam pada setiap peristiwa, begitulah yang seharusnya diterapkan kepada siswa. "Siswa tidak hanya diberikan dorongan untuk berprestasi, tapi juga perlu diberikan kesadaran untuk menerima keadaanya dan orang lain yang akhirnya akan membentuk rasa syukur. Jika hal tersebut terbentuk maka mereka akan terbiasa berpikir mendalam pada setiap hal kecil sekalipun, untuk memberikan makna dengan caranya" Ungkapnya Khoiruddin pakar psikologi pendidikan itu.

Calon guru besar tersebut menambahkan bahwa untuk mengetahui ciri-ciri orang yang spritualnya tinggi ada tiga hal yang perlu diperhatikan, pertama dia cendrung baik, kedua tidak egois dan lebih banyak berbagi serta menghargai orang lain, dan yang ketiga dia cendrung berani untuk mengambil keputusan, tidak terkecuali mengakui kesalahannya.

Acara yang berlangsung di ruang sidang kampus 1 tersebut diramaikan dengan tanya jawab oleh para peserta. Atusias peserta dalam bertanya mengakhiri acara setelah dijawab dengan singkat oleh Dr. H. Khoiruddin Basyori.

8 KIAT MENUJU GURU YANG BERTANGGUNG JAWAB

8 Kiat Menjadi Guru Profesional

“Berawal dari tes yang gagal saya ikuti :( , tersusunlah artikel ringkas tentang kiat-kiat menjadi guru yang profesional. Karena artikel tidak jadi dikumpulkan :( , tidak ada salahnya jika artikel ini saya bagi dengan improvisasi seperlunya.”

Guru adalah peran yang sangat penting dalam peradaban manusia. Guru menjadi pencetak generasi penerus umat manusia. Guru mengajar dengan asal-asalan dan tidak profesional beresiko menghasilkan generasi penerus yang rusak dan selanjutnya akan menghancurkan peradaban masyarakat. Sehingga guru yang profesional mutlak diperlukan.

Selain itu, dari sudut pandang Islam, profesionalisme adalah keharusan bagi tiap profesi dan pengampu amanah. Rasulullah SAW pernah bersabda: “Jika urusan diserahkan pada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.”. Maka sebagai muslim, selayaknya kita berusaha profesional dalam setiap urusan termasuk jika kita berprofesi sebagai guru.

Lalu bagaimanakah cara untuk menjadi guru yang profesional? Sebenarnya pertanyaan ini lebih cocok ditujukan kepada para guru yang telah berpengalaman dan diakui integritasnya oleh pemerintah dalam bentuk penghargaan atau oleh masyarakat dalam bentuk pujian. Tetapi karena artikel ini bersifat obligation/wajib, maka saya akan mencoba menjabarkan kiat-kiat menjadi guru yang profesional berdasarkan pengetahuan yang saya miliki. Namun, karena kiat-kiat ini berdasarkan ilmu dan bukan praktek, akan terasa lebih teoritis dan tidak praktis. Saya mohon maaf untuk itu. Adapun kiat-kiat menjadi guru profesional adalah: (1) meluruskan niat; (2) membetulkan motivasi; (3) mempelajari materi ajar tanpa henti; (4) menerapkan materi ajar dalam kehidupan sehari-hari; (5) mempelajari metode mengajar yang efektif (6) mempelajari murid yang diajar; (7) memperhatikan akhlak murid; dan (8) menerapkan 7 kiat tersebut. Penjabarnnya adalah sebagai berikut

1.      Meluruskan Niat

Dalam konsep Islam, niat adalah hal yang penting dalam setiap pekerjaan (amal), apakah itu amal ibadah, amal keseharian, maupun profesi. Rasulullah bersabda: “Amal-amal itu hanya bergantung kepada niatnya dan setiap orang yang beramal hanya akan mendapatkan sesuai apa yang diniatkannya” (Riyadhus-Shalihin Bab I Hadits 1). Oleh karena itu, sebagai muslim kita harus meluruskan niat kita, termasuk dalam profesi kita sebagai guru. Niatkan hanya lillahi Ta’ala. Dengan niat yang ikhlas hanya untuk mencari redha-Nya, secara sukarela kita akan berusaha untuk meningkatkan kualitas pengajaran kita. Karena kita yakin bahwa apa yang kita lakukan adalah untuk persembahan kepada Alloh sehingga kita mempersembahkan apa yang terbaik bagi kita.

2.      Membetulkan Motivasi

Motivasi yang paling baik, sepengetahuan saya adalah melakukan sesuatu untuk aktualisasi diri. Secara sederhana, aktualisasi diri dirumuskan dalam kalimat: “do what you love and love what you do” atau “lakukanlah apa yang kamu sukai dan sukailah apa yang kamu lakukan”. Artinya, pekerjaan terbaik yang kita tekuni adalah yang kita sukai. Maka, sebelum memasuki profesi guru ada baiknya kita nilai, apakah kita mencintai kegiatan mengajar dan mendidik. Jika tidak sebaiknya kita tidak berkecimpung di profesi pendidikan.

Tetapi jika kita memang memiliki tekat untuk menjadi seorang guru atau pendidik, atau misalnya kita sudah terlanjur berkecimpung di profesi guru, maka kita bisa berusaha sedikit demi sedikit mencintai kegiatan mendidik dan mengajar tersebut. Para leluhur kita di Jawa meyakini bahwa rasa cinta itu bisa dipelajari. Kata mereka, “Witting tresna jalaran saka kulina” atau artinya adalah “Cinta itu datang karena karena sudah terbiasa/mengenal”. Maka kita bisa mulai menari tahu apa keuntungan kegiatan mengajar dan mendidik bagi kita, apa manfaatnya bagi orang lain, kemudian kita berdoa kepada Alloh agar menjadikan kita mencintai kegiatan mengajar. InsyaAlloh dengan usaha, lama kelamaan akan tumbuh rasa cinta pada profesi pendidikan.

Kenapa perlu rasa suka pada profesi guru jika ingin menjadi guru yang profesional? Karena jika kita telah suka pada suatu hal, kita akan sukarela mempersembahkan yang terbaik bagi hal tersebut. Jika kita suka mengajar, kita akan secara sukarela berusaha untuk mengajar dengan baik. Selain itu, jika kita menemukan kesulitan, kita tidak akan mudah patah semangat. Sehingga kita terus melakukan peninggakatan kualitas pengajaran menuju profesionalisme.

3.      Mempelajari Materi Ajar Tanpa Henti

Menjadi guru bukan berarti berhenti dari belajar, terlebih materi yang diajarkan. Sebagai guru kita harus meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kita tentang materi yang kita ajarkan. Jika guru paham betul materi ajarnya, ia akan lebih mudah mencari penjelasan yang gamblang tetapi sederhana kepada muridnya. Selain itu guru yang faham betul meteri ajarnya akan mudah mencari perumpamaan-perumpaan nyata untuk mempermudah penjelasannya kepada murid. Murid tentu akan lebih mudah menangkap penjelasan yang sederhana daripada penjelasan yang njelimet.

Selain itu, guru juga harus mengikuti perkembangan-perkembangan terkini tentang materi yang diajarkannya (updating). Updating perkembangan terbaru tentang ilmu yang diajarkan akan meningkatkan dan memperdalam pemahaman guru tentang ilmu tersebut. Pengetahuan yang up to date juga akan menghindarkan guru dari penjelasan yang salah kepada murid. Selain itu, saat murid mencari bahan materi yang diajarkan dari sumber selain guru, misal dari internet atau dari buku, ia tidak akan menemukan penjelasan yang bertentangan dengan penjelasan gurunya.

4.      Menerapkan Materi Ajar Dalam Kehidupan Sehari-hari

Mengamalkan materi ajar maksudnya adalah menerapkan apa yang diajarkan kepada murid dan esensi ilimu tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari guru. Misal seorang guru yang mengajarkan PPKN, maka dalam kehidupan sehari-harinya guru tersebut harus menerapkan tenggang rasa, naisonalisme, kesadaran akan hak dan kewajiban. Mungkin ada pertanyaaan, lalu bagaimana dengan guru yang mengajarkan matematika? Yang perlu ia terapkan, selain melakukan penghitungan yang benar, juga mengenai cara berfikir matematis yang rasional, cara memecahkan masalah yang dalam matematika menggunakan jalan tertentu dengan runut dan terukur, dll.

Ilmu yang diamalkan dalam kehidupan sehari-hari akan melekat pada diri orang yang mengamalkannya tersebut, dalam istilah orang Jawa disebut ngelmu. Selain itu, penerapan ini juga akan menambah luas pemahaman dan kecintaan diri kepada ilmu yang diajarkan. Dengan kecintaan pada ilmu, guru akan secara senang menjelaskan ilmunya kepada murid dengan metode terbaik. Pemahaman yang luas akan sangat membantu guru dalam menjelaskan ilmu yang diajarkannya kepada murid. Selain itu, pengalaman dalam kehidupan sehari-hari akan menjadi contoh nyata bagi murid dan contoh adalah pola pengajaran yang paling baik.

5.      Mempelajari Metode Mengajar Yang Efektif

Para ahli pendidikan telah menemukan dan mengemukakan berbagai metode pengajaran yang efektif. Metode pengajaran yang baik ini tidak hanya terbatas pada metode pengajaran di dalam kelas, tetapi juga cara menjelaskan yang efektif (face to face), cara menjawab pertanyaan murid dengan efektif, cara mengoreksi kesalahan yang efektif, dll. Seorang guru yang ingin menjadi profesional tentulah perlu untuk mempelajari metode-metode ini dan menerapkannya di dalam kelasnya atau dalam situasi lain saat mengajar kepada murid-muridnya. Cara mengajar, mengatur situasi kelas, mengoreksi yang efektif, dll telah banyak dibahas di bidang ilmu Psikologi Pendidikan dan banyak buku atau artikel yang beredar tentang hal tersebut.

6.      Mempelajari Murid Yang Diajar

Selain perlu mempelajari metode ajar yang baik, guru juga perlu mempejari aspek-aspek murid yang ia ajar. Pengenalan murid ini baik secara umum maupun secara individu/personal. Misal, seorang guru yang mengajar anak-anak remaja perlu tau semua aspek psikologis remaja secara umum, selain itu ia juga perlu mengenal karakter dan sifat masing-masing murid yang ia didik. Pengenalan ini akan lebih memudahkan guru dalam memilih metode interaksi, metode penjelasan, metode menjawab, saat ia berhadapan dengan muridnya. Selain itu, pengenalan ini akan lebih memudahkan guru dalam mengimproviasi teori metode mengajar efektif yang mungkin kurang cocok diterapkan pada muridnya dan ia bisa menemukan metode yang lebih efektif untuk mengajar murid-murinya.

7.      Memperhatikan Akhlak Murid

Ilmu tanpa moral adalah buta. Pendidikan yang tidak mengindahkan akhlak peserta didik akan menghasilkan generasi penerus yang berpotensi menghancurkan peradaban masyarakat. Generasi yang suka minteri atau orang pintar yang membodohi orang lain untuk kepentingannya sendiri juga lahir dari pendidikan yang hanya mementingkan prestasi tanpa mengindahkan akhlak peserta didik. Maka, sebagai pendidik, guru perlu memperhatikan akhlak peserta didiknya. Tidak perduli materi ajarnya, apakah guru matematika, sejarah, fisika, guru tetap harus memperhatikan akhlak muridnya.

Selain itu, guru tidak hanya bertanggung jawab untuk menyampaikan materi ajar semata. Guru, jika ingin disebut profesional juga bertanggung jawab tentang  kualitas penangkapan materi ajar oleh murid atau tingkat pemahaman murid. Imam Waqi’, guru Imam Syafi’i, rahimahumalloh mengajarkan Imam Syafi’i bahwa ilmu adalah cahaya Alloh yang tidak akan dianugerahkan kepada pelaku maksiat. Artinya, orang yang berakhlak jelek tidak akan mendapatkan ilmu dengan sempurna. Ia mungkin mendapatkan pengetahuan tetapi ia tidak akan menangkap esensi ilmu yang dipelajarinya. Oleh karena itu penting bagi guru untuk memperhatikan akhlak muridnya. Memperhatikan tidak hanya mengawasi tetapi juga mendidikkan akhlak terpuji dan membetulkan jika terdapat akhlak tidak terpuji.

8.      Menerapkan 7 Kiat di Atas

Langkah terkahir dan paling penting adalah menerapkan 7 kiat tersebut di atas setiap hari. Ilmu tanpa amal/penerapan seperti pohon tanpa buah, artinya kita tidak akan mendapatkan manfaat dari ilmu tersebut. Maka, setelah mengetahui kiat-kiat tersebut, kita harus segera menerapkannya. Mungkin di awal-awal kita akan merasa susah dan canggung. Mungkin juga saat awal menerapkan kiat tersebut kita akan melakukan berberapa kesalahan. Itu biasa sebagai proses belajar. Setelah terbiasa melakukan kiat-kita tersebut, insyaAlloh akan dirasakan manfaatnya. Amin